Sayangnya mitos pinalty di laga pembuka Piala Eropa membawa sial bagi tim tersebut. Seperti yang kita ingat, Prancis tadi pagi memberikan Rumania hadiah Pinalty.
Portugal pernah merasakan mitos apes tersebut. Dalam fase penyisihan mereka memberikan Yunani hadiah pinalti dan membawa negri para dewa menang 2-1 atas tuan rumah Portugal. Tahun 2012 ketika Polandia menjadi tuan rumah Piala Eropa, mereka gagal lolos di fase grup padahal mereka memiliki penyerang berkelas seperti Robert Lewandowski.
Negara faforit juara lainnya adalah Inggris dan Belgia, keduanya juga memiliki mitos sendiri dalam pagelaran turnamen empat tahunan ini, tetapi amat disayangkan kedua negara ini mendapat nasib sial. Mitos mengiringi langkah kedua negara ini tidak sebagus Prancis.
Kedua negara tadi mendapat julukan “generasi emas” bagai mana tidak Inggris dan Belgia kali ini di huni oleh talenta muda luar biasa. Komposisi Skuat Negri Singa Inggris dihuni dengan muka-muka baru yang berhasil membantu timnya di kompetisi liga domestik. Sebut saja nama Jamie Vardy dan Wyne Rooney, kedua pemain ini berhasil membantu timnya membuat sejarah baru. Vardy berhasil membawa Leicester City memenangkan Piala Liga Inggris sekaligus menggondol tiket otomatis menuju Liga Champion Eropa. Rooney juga tak kalah hebat, pria bertubuh gempal itu berhasil membawa Manchester United menjuarai Piala FA yang hilang sejak 14 tahun dari Old Trafford markas si Setan Merah United.
Bukan hanya pemain-pemain senior yang mematikan, Inggris juga memiliki pemain muda brilian dan media sering menyebutnya dengan “generasi emas Inggris” diantaranya adalah Marcus Rashford, Dele Alli, John Stones, dan Herry Kane. Mereka adalah pemain muda potensial yang bermain di Liga Inggris. Rasford juga tercatat sebagai pemain 18 tahun tersebut menjadi pemain termuda dalam edisi Euro kali ini. Semua pecinta Liga Inggris pasti mengetahui kehebatan pemain-pemain tersebut.
Belgia juga memiliki pemain berpotensi, The Red Deviljulukan Belgia memiliki pemain hebat di semua posisi. Di posisi ujung tombak, mereka memiliki pemain dari tim Everton, Romelu Lukaku. Pemain ini sedang laris manis di pasaran pemain Eropa. Di lini tengah jangan lupakan pemain lincah dari The Blues Chelsea yaitu Eden Hazard.
Mereka juga memiliki pemain pengatur serangan ulung dalam diri Kevin De Bruyn dan pemain keturunan Indonesia Radja Neinggolan. Lini belakang jangan di tanya, pasalnya mereka memiliki pemain sekaliber Jan Vertonghen asal klub Totenham dan pemain gaek asal Barcelona Thomas Vermaelen. Jangan lupakan penjaga gawang asal The Blues Chelsea Thibaut Courtois yang siap menghalau setiap sepakan ke gawangnya. Tak ayal julukan “generasi emas” juga tersemat di tim kuda hitam ini.
Tetapi mitos mengatakan, Tim Generasi Emas akan sangat sulit menjuarai Piala Eropa. Contohnya adalah Portugal, di era Louis Figo “Tim Sambanya Eropa” belum mampu mewujudkan ekspektasi tinggi dari para fansnya. Tim yang di huni pemain sekelas Figo, Rui Costa, Jorge Costa, dan Joao Pinto tidak bisa memenangkan piala apapun.
Secercah harapan hadir di tim ini kala mereka mencapai puncak Piala Eropa Tahun 2004 yang di helat di Portugal. Kali ini Portugal membawa serta salah satu pemain termahal saat ini yaitu Cristiano Ronaldo. Tapi naas, di hadapan puluhan ribu suporternya, Portugal dipaksa Tunduk oleh Negri Para Dewa Yunanani.
Inggris juga merasakan kutukan itu. Tim yang di huni pemain sekaliber M. Owen, David Beckam, Paul Schooles,dan Rio Ferdinand, Gerrard, Lampard selalu mencapai babak semi finalis.