Mohon tunggu...
Diaz Abraham
Diaz Abraham Mohon Tunggu... Jurnalis - Penyesap kopi, pengrajin kata-kata, dan penikmat senja

Peraih Best Feature Citizen Jurnalis 2017 dari PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) | Sisi melankolianya nampak di Tiktok @hncrka | Narahubung: diazabraham29@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Rekayasa dan Ketergantungan Amerika di Indonesia

25 April 2016   10:39 Diperbarui: 25 April 2016   10:53 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Aroma keterlibatan Amerika juga terlihat ketika terjadi peristiwa G30S. Peristiwa ini merupakan peristiwa memilukan bagi Indonesia, karena jutaan orang tewas terbunuh akibat buntut perpecahan di kubu elite politik negara, terjadi pemenjaraan politis secara besar-besaran. Pada tanggal 30 September 1965 terjadi penculikan para jendral oleh orang tak dikenal. Sebelum fajar 1 Oktober 1965 Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia Jendral Ahmad Yani beserta dua Perwira Tinggi ABRI terbunuh dirumah mereka dalam perburuan tiga regu pasukan pengawal Presiden, Resimen Cakrabirawa. Beberapa regu lainnya mendatangi rumah empat jenderal lain termasuk kepala staf TNI Angkatan Darat Jendral A.H. Nasution. Nasution berhasil melarikan diri tetapi para jenderal yang berhasil ditangkap serta seorang ajudan Nasution, Letnan Satu Pierre Tendean dibawa ke Pangkalan Udara Halim. Disana nyawa mereka dihabisi.tetapi Panglima Resimen Cakrabirawa Letnan Kolonen Untung berasumsi bahwa hal tersebut dilakukan untuk menggagalkan kudeta ‘Dewan Jendral’. Bukti transkip persidangan menunjuksn bahwa orang G30S merupakan terkait dengan kubu Soeharto.

Dalam siaran radiodimulai pada tanggal tujuh pagi, G30S mengumumkan bahwa gerakannya adalah gerakan militer dan telah menahan ‘Dewan Jendral’ yang merencanakan kudeta pada hari ulangtaun ABRI dan setia kepada presiden Soekarno. Soreharinya Maytjen Soeharto sebagai Panhglima Komando Strategis Angkatan Darat (KOSTRAD) mengatakan hal berbeda, ia menyatakan bahwa ‘gerakan kontrarevolusioner’ telah menculik para jendral melalui aksi ‘percobaan kudeta’ terhadap Soekarno. Pada dua peristiwa penting ini tidak ada unsur mengindikasikan PKI terlibat dalam G30S. Tuduhan resmi dan pengkambinghitaman PKI dimulai pada tanggal 4 Oktober, tepat ketika jaswad para jendral diangkat dari sumur tua yang dikenal dengan lubang buaya.

Perlu dicatat bahawa pada saat itu komunis merupakan musuh besar Amerika. Sehingga Amerika sangat berhasrat untuk menghilangkan unsur komunis dari muka bumi sehingga mereka menyerang basis-basis besar komunis termasuk di Indonesia. Amerika mencium aroma kecurigaan ditubuh tentara terhadap PKI, karena banyak terjadi gesekan diantara dua tubuh organisasi besar di Indonesia ini.

Politik ‘empat kaki’ yang dilakukan oleh Soekarno dengan mendekatkan diri kepada nasionalis, agama (Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia), militer, dan komunis tak dapat dikontrol oleh Bung Karno. Awalnya Bung Karno ingin mensukseskan cita-citanya dengan membuat sistem demokrasi terpimpin dengan kekuasaan dipegang seutuhnya oleh presiden, untuk itu pendiri bangsa ini memerlukan dukungan besar massa sehingga dipilihlah empat elemen tersebut dengan basis besar ditambah dengan militer yang memiliki persenjataan lengkap untuk mempertahankan kekuasaannya. Petinggi militer mendapat porsi besar dengan memegang kendali di beberapa sektor ekonomi negara hingga masuk ke sendi-sendi sipil negri di daerah-daerah. Tetapi golongan dan simpatisan komunis memcibirnya dengan korupsi merajalela dan tuduhan bahwa para petinggi militer tidak mengayomi rakyat dan menghambur-hamburkan uang walaupun bawahannya terlihat sengsara.

Tuntutan Januari 1965 semakin memperuncing masalah antara militer dan komunis, sebab presiden Soekarno mendukung dibuatya ‘angkatan bersejata kelima’ selain Angkatan Udara (AU), Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Polisi. Angkatan bersenjata kelima ini berasal dari petani dan buruh, dan dapat dibayangkan 21 juta petani dan buruh memiliki senjata bebas dari pengawasan militer. Dimata petinggi militer ini adalah aksi politik matang untuk membuat negara berbasis komunis. Konflik tahun 1964 juga memiliki andil besar dalam retaknya kordinasi antara militer dan komunis. Saat itu komunis mendukung aksi sepihak kaum tani untuk mendapatkan lahan. Tetapi militer yang mendukung para pemilik lahan.

Saat itu perekonomian Indonesia sedang merosot tajam akibat ambisi dari Soekarno untuk membangun jakarta menyaingi kota-kota modern dunia. Infalsi tercatat hingga 600% dengan isu korupsi di segala lini ikut memperburuk iklim politik Indonesia. Hasil produksi menurun, Jawa terkena kelaparan dan semakin renggangnya hubungan Indonesia dengan negara asing khususnya bangsa barat, Soekarno yang menolak bantuan AS dengan mengatakan ‘persetan dengan bantuan mu’ serta keluar dari keanggotaan PBB tahun1964. 17 Agustus 1965 Soekarno menyatakan bahwa Indonesia masuk dalam ‘sumbu anti imperialis’ beranggotakan Cina, Korea Utara, dan Vietnam.

Saat konfrontasi sedang memanas dengan prekonomian Indonesia merosot tajam, Soekarno jatuh sakit dan pertanyaan muncul mengenai sebab penyakitnya maupun jabatannya. Dari peristiwa ini timbul isu kudeta yang berbuntut pada pembunuhan masal termasuk peristiwa G30S. Pemusatan tentara sekitar 20.000 orang ke Jakarta sebagai bagian ulang tahun ABRI semakin memanaskan spekulasi kudeta. Tetapi Soeharto dengan bantuan dalam maupun luar negri telah membaca situasi tersebut dan merancang semua kudeta tahun 1965.

Keterlibatan AS dapat diliat dari “Gleam of Light in Asia” karangan James Reston (New York Times, 19 Juni 1996) yaitu “Washington berhati-hati untuk tidak menyatakan bertanggungjawab atas perubahan yang terjadi di negara dengan jumlah penduduk terbesar keenam dan salah satu negara terkaya di dunia, tetapi bukan berarti Washington tidak terlibat didalamnya. Tidak banyak disadari, ada lebih banyak kontakj yang terjalin antara kekuatan anti komunis di negara tersebut dengan sedikitnya satu orang pejabat AS sebelum dan selama pembantaian besar-besaran di Indonesia. Pada masa kekurangan makanan dan mesiu, Angkatan Bersenjata dibawah Jendral Soeharto telah mendapat bantuan dari negara ketiga. Upaya kudeta mustahil dilakukan tanpa terinspirasi pendudukan Amerika di Vietnam atau tanpa bantuan rahasia yang diterima secara tidak langsung.”

Neville Maxwell dalam surat kepada New York Review of Books (5 Juni 1978) memberikan bukti terperinci mengenai kasus kudeta 1965 “beberapa tahun lalu saya melakukan riset di pakistan mengenai latar belakang diplomatik konflik Indo-Pakistan 1965. Di dalam dokumen-dokumen luar negri yang dapat saya akses, saya menemukan surat yang ditunjukan kepada mentri luar negri saat itu, Tuan Bhutto, dari salah seorang duta besarnya di Eropa (yang saya yakini adalah tTuan J.A. Rahim di Paris) yang melaporkan percakapan petugas intelijen Belanda dengan NATO. Menurut catatan saya berdasarkan surat itu, petugas itu telah memberitahu diplomat Pakistan bahwa Indonesia ‘siap jatuh ke pangkuan Barat seperti apel busuk’. Badan-badan Intelijen Barat,m ujarnya, akan mengatur ‘kudeta komunis prematur.... (yang akan) ditakdirkan untuk gagal sehingga memberi tentara legitimasi tentara untuk menumpas komunis dan menjadikan Soekarno tahanan untuk kepentingan tentara.” Laporan duta besar ini tertanggal Desember 1964.”

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, saat itu Amerika menganggap Komunisme merupakan ancaman besar bagi dunia, untuk itu Amerika menginginkan untuk menghancurkan seluruh komponen Komunisme hingga keakarnya. Indonesia menjadi salah satu model negara baru dengan kemajuan paham komunis yang dianut oleh sebagian besar rakyatnya. Sukarno yang anti imperialis menjadi satu model menakutkan bagi Amerika, mereka menganggap bahwa Soekarno merupakan produk terbaik bagi Komunisme. Dengan alasan tersebut ditambah dengan kekayaan Indonesia baik dari segi SDM dan SDA, Nusantara menjadi tanah eksotis bagi dunia termasuk Amerika untuk dikeruk kekayaannya.

Kekayaan alam Indonesia merupakan salah satu yang terbaik, Indonesia memiliki minyak bumi, gas, timah, nikel, serta berbagai macam hasil perkebunan. Semua itu sangat dibutuhkan oleh negara barat untuk keperluan menghangatkan diri dan obat. Amerika sebagai negara kapitalis ingin menggunakan kekayaan Indonesia sebesar-besarnya untuk mengukuhkan eksistensinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun