Sekalipun terapi operatif berjalan sempurna, tetapi hal tersebut tidak mampu mengembalikan peforma atlet pasca mengalami cedera. Pasca operasi, pemain akan berjalan menggunakan alat bantu berupa kursi roda ataupun tongkat selama kurang lebih 2 -- 3 bulan. Baru kemudian pemain akan melakonni terapi untuk menguatkan dan menstabilkan posisi lututnya. Baru kemudian 6 bulan setelah operasi, pemain dapat berjalan secara normal, itupun merupakan asumsi tercepat.
Pemain sekaliber Radamel Falcao yang menjalani peak season ketika membela Atletico Madrid sendiri bahkan tidak bisa lepas dari bayang -- bayang ACL. Bermula ketika masih membela klub asal Argentina, River Plate, cedera ACL Falcao rupanya masih bisa ditandatangani. Baru ketika dirinya masuk mega proyek AS Monaco, ACL milik Falcao kembali kambuh yang merupakan titik balik penurunan karirnya. Falcao semasa di Atletico Madrid sendiri pernah menjadi El -- Pichici atau top skor, meruntuhkan hegemoni rivalitas Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi kala itu. Hal serupa terjadi one season wonder paling fenomenal, Michu. Michu yang saat itu menggemparkan liga Inggris rupanya harus memiliki karir yang singkat karena cedera lutut yang dideritanya. Bahkan, Michu sendiri memutuskan gantung sepatu pada usia 31 tahun, umur yang cukup muda bagi seorang pemain sepak bola. Michu memutuskan pensiun setelah dirinya harus bolak -- balik menjalani perawatan di meja operasi dan peformanya yang menurun secara signifikan.
Cedera ACL merupakan buah simalakama bagi pemain yang menderitanya. was was adalah pikiran yang terjadi pada pemain tersebut : akankah dirinya sembuh dan bisa mempertahankan peformanya ataukah harus mengalami penurunan signifikan dan berujung pada mengakhiri karir. Cedera ACL adalah hantu yang nyata, dan karir seoroang pemaina adalah jaminan yang harus dipertaruhkan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H