Mohon tunggu...
Diaz Ayu Rengganis
Diaz Ayu Rengganis Mohon Tunggu... Mahasiswa - yayazzzz

cita-cita menjadi author au

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Mengenal Budaya Masyarakat Jawa: Megengan

31 Maret 2022   19:47 Diperbarui: 31 Maret 2022   19:52 1035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi. Sumber ilustrasi: UNSPLASH

Megengan merupakan tradisi masyarakat Jawa, khususnya Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur dalam menyambut bulan Ramadan. Rangkaian megengan dimulai dengan tradisi gotong royong membersihkan makam setempat kemudian dilanjutkan dengan ziarah makam keluarga dan kerabat. 

Umumnya ketika para bapak berziarah ke makam, para ibu di rumah akan memasak makanan untuk kenduren atau kondangan megengan di sore harinya. Kondangan yang dimaksud di sini adalah kondangan keliling ke rumah-rumah warga yang mengadakan kondangan. 

Artinya, selamatan megengan tidak hanya dilaksanakan dalam satu rumah di setiap lingkungan, setiap rumah bebas mengadakan megengan secara mandiri yang nantinya orang-orang akan berbondong-bondong mendatangi rumah tersebut. 

Dalam kondangan inilah biasanya dipanjatkan doa-doa dan hajat umat muslim kepada para leluhur dan anggota keluarga yang telah meninggal dunia. Tidak lupa membaca surat-surat pendek dan tahlilan. 

Biasanya peserta kondangan megengan adalah bapak-bapak, pemuda-pemuda, dan bahkan anak-anak yang dipimpin langsung oleh pemuka agama setempat. 

Di lingkungan tempat tinggalku, megengan dilaksanakan sehari sebelum menjelang puasa atau H-1. Megengan dimulai pukul empat sore dan selesai sebelum salat tarawih pertama dilaksanakan.

Yang menjadi ciri khas adalah sajian dalam megengan ini, menu utama yang harus ada ialah sajian nasi ambeng atau giling, yaitu nasi yang dibentuk menyerupai tumpeng namun dengan ukuran kerucut yang lebih kecil. 

Nasi ambeng disajikan di atas tampah beralaskan daun pisang dengan lauk pelengkap seperti ayam panggang atau ayam ingkung, serundeng, kering tempe, sambal goreng, tempe dan tahu goreng, telur dadar, urap, dan opor ayam.

Nasi tersebut disajikan untuk dimakan beramai-ramai menggunakan tangan tanpa sendok. Selain disajikan sebagai menu utama megengan, sisa nasi ambeng juga bisa dibawa pulang atau disebut nasi berkat.

Oh iya, jangan lupakan makanan ringan khas megengan juga ya, diantaranya ada kue apem, jadah, dan kolak. Kue apem adalah kue yang terbuat dari tepung beras yang direndam semalaman yang dicampur dengan telur, santan, gula, dan ragi, kemudian dimatangkan dengan cara dikukus atau digoreng. 

Bentuknya pun juga beragam tergantung cara memasaknya. Ada yang berbentuk kerucut karena dikukus dengan dibungkus daun nangka, ada yang berbentuk menyerupai serabi, dan bentuk-bentuk lainnya sesuai kreatifitas masing-masing. Lalu ada jadah yaitu olahan beras ketan dan santan. Kolak disini juga beragam isinya, ada kolak pisang, kolak ubi, atau kolak biji salak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun