Pengembangan perekonomian syariah juga telah dilakukan pemerintah melalui Bank Indonesia. Dilansir Republika.co.id, Selasa (1/5/2018), saat ini sudah ada dua pondok pesantren yang digandeng Bank Indonesia, yakni pondok pesantren Al Anwar Sarang, Rembang dan pondok pesantren Roudlotul Mubtadiin Balekambang, Jepara, sebagai pilot project dalam rangka pengembangan ekonomi syariah sebagai alternatif pembiayaan dengan menggali potensi bisnis yang dimiliki pondok pesantren.
Menurut Kepala Kantor Perwakilan BI Jawa Tengah Hamid Ponco Wibowo, pondok pesantren memiliki potensi usaha yang bisa dikembangkan, yang dikelola dengan sistem perekonomian syariah. "Target tahun ini tidak muluk-muluk. Yang penting, bagaimana menanamkan pemahaman mengenai entrepreneurship dengan pola ekonomi syariah. Mereka bisa mencoba bisnisnya dengan pola ekonomi syariah," katanya.
Secara umum, pelaku usaha di sektor pariwisata dan penyangganya, yang sebagian di antaranya merupakan sektor Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Bali dan sekitarnya juga berpotensi merasakan dampak positif dari pertemuan IMF-WB 2018. Karena (kemungkinan) para delegasi akan berbelanja dan berlibur singkat pasca pertemuan.
Dikutip Tirto.id, Jumat (9/2/2018), juru bicara World Bank, David Theis, mengklaim pertemuan tahunan kali ini dapat memberikan dampak besar bagi sektor pariwisata Indonesia. "Pariwisata merupakan sektor terbesar kedua di Indonesia. Dengan modal itu, pertemuan yang diadakan dapat memberi manfaat luar biasa untuk Bali dalam mendemonstarsikan kekayaan budaya Indonesia dan demografinya," ujar Theis.
Dengan keterlibatan Indonesia dalam forum ekonomi dunia yang sudah mulai terlihat, seperti menjadi tuan rumah Pertemuan IMF-WB 2018 dan terlibat dalam kelompok ekonomi dunia seperti G-20, serta merujuk pada beberapa sektor perekonomian di Indonesia yang saat ini sedang berkembang, serta pernyataan Gubernur BI Perry Warjiyo perihal inisiatif pihaknya dalam mengagendakan pembahasan isu di bidang digital ekonomi keuangan, bukan mustahil pertemuan IMF-WB 2018 akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Indonesia patut optimis terhadap meningkatnya pertumbuhan ekonomi dampak dari penyelenggaraan pertemuan tersebut. Forum tahunan bergengsi tersebut wajib dimanfaatkan Indonesia dalam berjejaring secara intens dan terutama Indonesia harus memaksimalkan posisi tuan rumah tersebut sebagai pintu masuk untuk secara lebih aktif mengambil peran dalam memberi masukan yang berarti bagi tataran perekonomian global. Dengan keterlibatan Indonesia, diharapkan arah pengembangan ekonomi global dapat dengan mudah diadaptasi Indonesia dan mempersiapkan Indonesia menjadi negara dengan perekonomian yang maju.
Namun demikian, tantangan yang ada saat ini; mampukah pemerintah dan pelaku usaha dimaksud memanfaatkan potensi dari Pertemuan IMF-WB 2018 guna memberikan dampak yang baik bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia?
Kembali perlu diingat, partisipasi pemerintah yang kini semakin aktif dalam forum-forum perekonomian dunia merupakan sebuah harapan akan kemajuan perekonomian Indonesia.
"Optimism is the faith that leads to achievement. Nothing can be done without hope and confidence," Helen Keller.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H