Lalu, nabi Ibrahim juga selalu patuh terhadap perintah Allah. Meskipun perintah tersebut seringkali berat untuk dilakukan. Pertama ketika Allah memerintahkan untuk meninggalkan istrinya Hajar dan anak bayinya Ismail AS di tengah padang yang tandus dan tidak ada manusia lain. Lalu ketika beliau diperintah untuk menyembelih anaknya Ismail AS yang begitu beliau cintai. Meskipun sangat berat, namun beliau tetap melakukannya dengan niat mengharap ridho Allah SWT.
Tidak hanya diri Nabi Ibrahim sendiri, istri-istri beliau juga merupakan istri yang shalihah. Sarah tetap setia menemani dakwah beliau. Bahkan, Sarah rela nabi Ibrahim menikah lagi demi mendapat keturunan anak yang shaleh. Begitu juga Hajar, ia rela ditinggal bersama bayi Ismail di padang tandus agar nabi Ibrahim bisa melaksanakan perintah dari Allah.Â
Keimanan yang kokoh kepada Allah sebagai satu-satunya Ilah yang haq, disertai pengabdian kepada suami yang ingin mematuhi perintah Allah, memberi Sarah dan Hajar balasan yang baik. Beliau berdua mendapat keturunan yang shaleh pula bahkan menjadi Nabi penerus nabi Ibrahim. Sarah melahirkan Ishaq dan Hajar melahirkan Ismail.Â
Suami-istri yang beriman beserta anak yang shaleh dan berbakti, membuat keluarga nabi Ibrahim bisa menjadi keluarga yang menegakkan agama Allah di muka bumi ini.
Hal ini harus kita contoh dalam membangun keluarga kita. Dengan keluarga yang baik, maka kita akan menciptakan masyarakat Islam yang diridhoi oleh Allah SWT.
*Ringkasan pengajian dari Al Ustadz Drs. M. Sunhaji (PDM Banyumas) pada pengajian selapanan ahad pahing PCM Ajibarang di PRM Sawangan. Ahad, 8 Muharram 1446 H bertepatan dengan 14 Juli 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H