Mohon tunggu...
Whenzelt Diastien
Whenzelt Diastien Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar yang berani bermimpi

pria satu ini memiliki hobi bermain musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pentingnya Refleksi dan Literasi di Dunia Digital

11 September 2022   08:57 Diperbarui: 11 September 2022   09:04 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menurut f budi hardiman dalam bukunya yang berjudul aku klik maka aku ada, saat ini warga dunia sedang mengalami masa peralihan dari homo sapiens menuju homo digitalis. Masa peralihan ini ditandai dengan adanya smartphone, f budi hardiman menyebut smartphone sebagai genius malignus (setan yang sangat cerdas). 

Smartphone menjadi tongkat sihir yang dapat mendatangkan berbagai barang yang diinginkan oleh pengguna. 

Menurut saya hal ini menyebabkan pola pikir seseorang menjadi kurang kritis dan kurang peka terhadap keadaan di lingkungan sekitar dan juga seseorang lebih menyukai kesenangan sementara, menjauhi kerumitan dan tidak mau membuat solusi jangka panjang karena masyarakat saat ini lebih menyukai yang instan daripada proses jangka panjang. 

Memang kemajuan teknologi menawarkan banyak kenyamanan namun yang patut kita waspadai dan kita sadari adalah ketika kita sudah lekat dan seakan akan tidak bisa hidup tanpa teknologi tersebut.

Pada zaman ini internet tidaklah asing terdengar di kalangan masyarakat, internet menyediakan banyak fitur yang mudah diakses oleh anak-anak sampai orang tua. 

Semua informasi dapat diperoleh dengan mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama. Internet menyajikan informasi berupa teks, gambar, dan video sehingga pengguna internet menjadi betah scroll berjam-jam untuk hiburan maupun mencari suatu informasi. 

Fitur-fitur yang mudah diakses membuat individu menjadi semakin lekat dengan internet sehingga smartphone tidak lepas dari genggaman tangan dari bangun tidur di pagi hari hingga akan tidur kembali di malam hari.

Menurut survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pengguna internet indonesia pada tahun 2022 adalah 210.026.769 jiwa dari total populasi 272.682.600 maka tingkat penetrasi pengguna internet indonesia sekitar 72,02 persen.  

Menurut APJII dalam survey sebanyak 98,02% pengguna internet di indoneia menggunakan internet untuk dapat mengakses sosial media (termasuk mengakses Facebook/Whatsapp/Telegram/Line/Twitter/Instagram/Youtube/dll) dan memberi rentang nilai 3,35 dari skala 1-4, dapat disimpulkan bahwa saat ini membuka sosial media adalah suatu hal yang penting bagi masyarakat.

 Homo digitalis memiliki ciri-ciri yang autentik yaitu eksistensi yang tinggi, disini yang dimaksud dengan eksistensi adalah habitus uploading, chatting, dan tentunya selfie. ( F. Budi Hardiman dalam bukunya aku klik maka aku ada).

Media social memang memiliki banyak sisi positif, seperti membuat seseorang memiliki relasi yang semakin luas dan berkembang, bisa berkomunikasi dengan orang lain secara jarak jauh dan juga dapat mengakses apapun dengan mudah dan cepat. 

Namun saat ini yang perlu disadari adalah seseorang lebih asyik dengan dunianya sendiri, meskipun sedang bersama-sama dengan orang lain. Kebanyakan orang asyik dan sibuk dengan smartphonenya masing-masing. 

Dapat disimpulkan bahwa homo digitalis memiliki ciri khusus yaitu pikiran terpisah dengan raganya, raganya sedang hadir di dalam pertemuan namun pikirannya berada didunia maya. Inilah yang menyebabkan manusia tidak dapat menikmati dan menghayati setiap peristiwa yang ada, padahal setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup ini memiliki nilai hidup yang patut disadari dan direfleksikan. 

Hal yang perlu dikritisi kembali adalah sifat seseorang didunia nyata dan didunia maya bisa berbeda sebagai contoh seseorang memiliki ciri pendiam didunia nyata namun didunia maya orang itu sangat interaktif sering memberi like serta memberi komentar yang positif maupun memberi komentar yang negative.

Media social dapat mengubah cara seseorang bertuturkata, berpenampilan dan juga mengubah pola pikir serta tingkah laku seseorang. Saat ini kebanyakan manusia tidak lagi menjadi subjek bagi teknologi yang ada namun saat ini manusia cendrung menjadi objek yang dikendalikan oleh teknologi yang semakin berkembang pesat, dan juga dikendaikan oleh trend-trend yang ada. 

Pengaruh trend ini menyebabkan para pengguna media social merasa sedih

Eksistensi masyarakat semakin tinggi, saat ini konsep yang digunakan bukan tentang "aku berpikir maka aku ada" melainkan "aku viral maka aku ada". Hal ini menyebabkan seseorang merasa sedih jika medapat komentar-komentar negatif, tidak banyak yang mengasih like di postingannya, tidak memiliki banyak followers dan lain sebagainya, seakan akan banyaknya like dan followers menjadi salah satu fatkor penyebab kebahagiaan. 

Banyaknya konten-konten menyebabkan banyak tanggapan pengguna internet, ada yang merasa bodo amat namun ada juga yang sangat reaktif sehingga dengan mudahnya mengumbar hujatan-hujatan melalui kolom komentar. Manusia yang reaktif adalah seseorang yang bertindak tanpa memperhatikan perasaan orang lain.

Pribadi yang reaktif adalah pribadi yang tidak berpikir secara panjang, menanggapi segala sesuatu dengan spontan. Media sosial yang seharusnya digunakan untuk mengakses informasi disalahgunakan oleh para pengguna untuk saling menghujat. 

Seseorang sering termakan dan terpengaruh oleh berita palsu dan dengan mudahnya mereka ikut menyebarkan berita palsu  adalah seseorang yang kurang memiliki habitus baca atau literasi yang tinggi. Berita palsu memiliki tujuan untuk memperpanas kondisi masyarakat. Literasi adalah suatu bekal yang penting sebagai bekal hidup agar tidak mudah tersulut dan tebawa oleh berita palsu didunia maya.

Pendidikan disekolah harus mampu mananamkan habitus literasi dan habitus refleksi kepada perserta didik. Habitus refleksi dan habitus literasi membuat seseorang semakin memiliki identitas yang kuat. identitas yang kuat sangat diperlukan oleh para pemimpin, generasi muda adalah calon pemimpin pada masanya sehingga mereka perlu dituntun untuk menjadi manusia yang memiliki identitas yang kuat. 

Ketika seseorang telah memiliki identitas yang kuat maka seseorang tersebut tidak akan mudah diombang ambingkan oleh arus perkembangan zaman.

Insan reflektif adalah manusia yang paling bebas, karena insan reflektif mampu melampaui dualisme, tidak mudah oleh apapun dan siapapun dan berani untuk memilih. Insan reflektif lebih mementingkan makna dan proses yang dilewatinya sehingga mereka kurang menyukai hal hal yang instan. 

Sedangkan insan reaktif adalah seseorang yang tidak mampu melampaui dualisme, terus ikut-ikutan dan hidup mekanis seperti mesin. Semakin reflektif seseorang maka orang itu akan semakin bebas, bebas disini bukan didefinisikan sebagai mengurangi aturan, bisa senang-senang tidak terkekang dan tida tertekan, bebas disini didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki kemerdekaan batin yang menggunakan kebebasannya namun tidak merugikan pihak lain.

Pendidikan disekolah juga harus mampu mendorong perserta didiknya untuk memiliki habitus literasi, haus akan pengetahuan, memiliki pengetahuan yang luas dapat memandang sesuatu dengan kritis dan mampu mereflesikan apa yang telah ia baca dan mampu menerapkan yang baik di kehiupannya sehari-hari. 

Oleh karena itu mari kita belajar untuk merefleksikan setiap peristiwa yang terjadi, perlu berdiskresi ketika akan melakukan suatu hal dan literasi di kehidupan nyata. Hidup ini tidak selamanya akan terpaku pada teory maka pikiran, rasa dan skill harus senantiasa ditajamkan, agar menjadi pribadi yang memiliki identitas yang kuat dan berisi.

               

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun