Mohon tunggu...
diasputri
diasputri Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

wow

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa HKn FIS UM dalam Perencanaan Program Inovasi Desa Pemanfaatan Limbah Kopi Sebagai Briket Bernilai Ekonomis untuk Memenuhi SDGs 7 dan 12

17 Desember 2024   14:36 Diperbarui: 17 Desember 2024   14:35 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Mahasiswa Departemen Hukum dan Kewarganegaraan Offering B angkatan 2023 Universitas Negeri Malang yang diampu oleh Prof. Dr. Sri Untari, M.Si, dalam mata kuliah Ilmu Pemerintahan dan Pemerintahan Daerah melakukan kunjungan ke "Bento Kopi Plus" yakni salah satu Coffee Shop di daerah Sawojajar dan bernegoisasi untuk melakukan kerjasama dalam program yang telah dirancang. Dalam hal ini, kerjasama ini untuk mendapatkan kolaborasi yang akan diperuntukkan sebagai pemasok ataupun mitra limbah ampas kopi yang biasanya dibuang begitu saja kini dapat dikumpulkan dan dapat diolah oleh warga setempat menjadi produk briket yang ramah lingkungan dan memiliki nilai ekonomis. Program  pemanfaatan limbah kopi sebagai briket ini juga bertujuan untuk mendukung terwujudnya Energi Bersih dan Terjangkau (SDGs) 7 dan adapun Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab (SDGs) 12. Pelaksanaan ini dipimpin oleh Husein Syarif Hidayatullah, Salsabilla Cahyaning Rizky dan Dias Putri Widiastuti. Kegiatan ini dilangsungkan pada 2 Desember 2024.
 
Program inovasi ini dapat menjadi wadah bagi mahasiswa dalam memberikan pengetahuan baru mengenai penggunaan limbah ampas kopi yang biasanya dipandang sebelah mata. Sasaran dari progam ini ialah Coffee Shop lokal dan warga sekitar. Dari total 500 kg limbah kopi yang dikumpulkan, sebanyak 300 kg berhasil diolah menjadi briket, mengurangi volume limbah hingga 60%. Analisis laboratorium menunjukkan bahwa briket kopi memiliki nilai kalor rata-rata sebesar 4.500 kcal/kg, lebih tinggi dibandingkan kayu bakar yang hanya mencapai 4.200 kcal/kg, namun lebih rendah dibandingkan batubara (6.000 kcal/kg), menjadikannya alternatif bahan bakar yang kompetitif.
 
Selain itu, uji emisi menunjukkan bahwa penggunaan briket kopi menghasilkan emisi CO2 yang lebih rendah dibandingkan bahan bakar konvensional lainnya, sehingga dapat mengurangi jejak karbon desa hingga 30%. Dukungan masyarakat terhadap program ini juga sangat tinggi, dengan 85% responden dalam survei mendukung penggunaan briket kopi sebagai sumber energi alternatif, serta melaporkan penghematan biaya energi hingga 20% setelah beralih ke briket.
 
Program ini menunjukkan efektivitas dalam pengolahan limbah organik menjadi produk bernilai tambah yang tidak hanya bermanfaat secara ekonomi tetapi juga memberikan dampak positif terhadap lingkungan, sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan. Keterlibatan aktif masyarakat dalam program ini pun menjadi faktor kunci keberhasilannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun