Mohon tunggu...
dias.fauziana
dias.fauziana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAIN Ponorogo

Halo teman-teman! Selamat datang di profil aku. Kenalin, aku Dias Fauziana Lathifah mahasiswa IAIN Ponorogo. Di sini aku akan menulis beberapa artikel terkait pendidikan. Semoga bermanfaat, ya. Happy reading!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bullying Masih Terus Eksis, Bagaimana Peran Pendidikan Karakter di Sekolah?

4 Maret 2024   22:25 Diperbarui: 4 Maret 2024   22:46 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perkembangan karakter anak baik secara pikiran maupun perilaku salah satunya dipengaruhi oleh faktor sekolah. Hal tersebut disebabkan karena di sekolah anak melakukan berbagai macam interaksi sosial, menemui banyak sudut pandang baru yang dapat memengaruhi pola pikir mereka. Tidak menutup kemungkinan, mereka salah dalam pergaulan. Sehingga berbagai macam permasalahan dapat ditemui di sekolah, salah satunya adalah bullying. Bullying merupakan bentuk perilaku menyimpang dan berdampak buruk. Bullying biasanya ditemui dalam hal senioritas, kelompok dengan kekuasaan yang lebih, dan orang-orang tidak bertanggung jawab yang terjadi secara terus menerus bahkan terencana. Selain itu, bullying juga dapat dilakukan atas dasar mendapatkan suatu kepuasan atau keuntungan.

Ciri-Ciri Bullying di Sekolah

  • Terdapat perilaku agresif yang menyakiti korban dan memberikan kesenangan terhadap pelaku
  • Perilaku dilakukan secara tidak seimbang dan memberikan tekanan pada korban secara mental
  • Perilaku tersebut dilakukan secara berulang-ulang

Sedangkan ciri sekolah yang terindikasi terdapat kasus bullying, diantaranya:

  • Adanya sikap diskriminatif antara guru dan peserta didik
  • Kurangnya pengawasan dan bimbingan moral terhadap seluruh elemen di sekolah
  • Terdapat kesenjangan sosial antar siswa
  • Sikap kedisiplinan yang kurang ideal (baik terlalu ketat maupun terlalu lemah)
  • Peraturan yang tidak konsisten

Faktor yang menyebabkan seseorang menjadi pelaku bullying bisa dari keluarga ataupun lingkungan. Faktor yang berasal dari keluarga, seperti pola asuh orang tua yang terlalu memanjakan anak ataupun keluarga yang berantakan sehingga anak merasa tersisihkan. Sedangkan dari lingkungan adalah ketika anak melihat atau menemui bentuk bullying di lingkup pertemanannya, melihat berita di media sosial dan televisi juga dapat memicu anak untuk meniru perilaku negatif tersebut.

Bullying harus dihindari dan dicegah karena memberikan banyak dampak negatif. Bullying menjadikan korban berpikiran negatif, merasa lemah, kehilangan rasa percaya diri, diselimuti rasa takut, menjadi pribadi yang tertutup dan kurang bersosialisasi, serta masih banyak dampak buruk dari bullying. Apabila bulllying terjadi di sekolah, dapat berujung pada anak yang tidak mau pergi ke sekolah, sehingga pendidikannya ikut terhambat.

Dalam rangka mencegah terjadinya bullying dan memperbaiki moral siswa, peran guru sangat diperlukan untuk mengajarkan dan menanamkan pendidikan karakter. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penamaan nilai-nilai karakter kepada seluruh elemen sekolah mulai dari pengetahuan, kesadaran atau kemauan serta tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia yang beradab.

Bentuk upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah bullying melalui pendidikan karakter adalah sebagai berikut.

  • Memperkuat pengadilan sosial, yaitu dengan menertibkan siswa yang melakukan pelanggaran maupun tindak kekerasan
  • Menumbuhkan dan membiasakan budaya meminta maaf dan memberi maaf
  • Menerapkan prinsip anti kekerasan
  • Menanamkan pendidikan perdamaian 
  • Meningkatkan komunikasi antar siswa di sekolah
  • Melakukan pencegahan dan kampanye anti bullying di sekolah

Sedangkan hal-hal yang harus diperhatikan oleh sekolah terhadap aksi bullying adalah:

  • Melakukan sosialisasi tentang bullying di lingkungan sekolah
  • Peka terhadap kondisi dan kebutuhan korban bullying
  • Membuat kebijakan terkait aksi bullying
  • Memastikan ada jalur komunikasi terbuka untuk pelaporan apabila ditemui kasus bullying

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun