- Yatim: Menurut syariat Islam, seorang anak yatim adalah anak yang belum baligh (belum mencapai usia dewasa) yang ditinggal mati oleh ayahnya. Batasan ini berakhir ketika anak tersebut mencapai usia baligh.
- Piatu: Sebaliknya, piatu merujuk pada anak yang ditinggal mati oleh ibunya. Anak piatu juga termasuk dalam kategori anak yang memerlukan perhatian dan kasih sayang.
- Yatim Piatu: Istilah ini digunakan untuk menggambarkan seorang anak yang telah kehilangan kedua orang tuanya, baik ayah maupun ibu, sebelum mencapai usia baligh. Dalam konteks sosial dan agama, anak yatim piatu sering kali menjadi fokus perhatian karena mereka menghadapi tantangan besar dalam kehidupan.
Dalam ajaran Islam, anak yatim piatu memiliki kedudukan yang sangat mulia. Allah SWT menekankan pentingnya menyayangi dan memperhatikan anak-anak ini dalam Al-Qur'an, di mana mereka disebutkan sebanyak 23 kali. Menyantuni anak yatim piatu dianggap sebagai amal mulia yang mendatangkan berkah dan ridho dari Allah SWT. Rasulullah SAW juga memberikan teladan dengan merawat dan menyayangi anak yatim, menunjukkan betapa pentingnya peran masyarakat dalam mendukung mereka.
Masyarakat memiliki tanggung jawab untuk memberikan dukungan kepada anak yatim piatu. Ini tidak hanya mencakup bantuan materi, tetapi juga dukungan emosional dan pendidikan. Menyantuni mereka merupakan tindakan mulia yang dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan mereka di masa depan. Dalam banyak budaya, termasuk di Indonesia, ada tradisi khusus seperti memberikan santunan pada hari-hari tertentu sebagai bentuk kepedulian terhadap anak-anak kurang beruntung ini.Dengan memahami definisi dan peran penting anak yatim piatu dalam masyarakat serta keutamaan menyantuni mereka, kita dapat lebih peka terhadap kebutuhan mereka dan berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi semua.
Nama panggilan : Ryan Apriyansyah
Nama kecil : Dojeng
Tempat tanggal lahir : Bandung, 01 Desember 2004
Agama : Islam
Nama Ayah dan ibu : Suryana dan Yayah
Pendidikan : S1 akuntansi dan sedang berjalan sekarang
Seorang sosok yatim piatu yang menjalani kehidupan sehari harinya dengan berjuang untuk menghidupi dirinya sendiri, mulai dari biaya kuliah hingga biaya sehari - hari. Dimulai dengan dipanggilnya sosok ayah oleh sang pencitpa pada tahun 2018 Ryan menjalani harinya dengan kehilangan sosok ayah yang dicintainya tetapi beliau tetap semangat menjalani pendidikan nya yang sedang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Kemudian pada tahun 2024 sang ibunda tercinta menghembuskan nafas terakhirnya pada bulan Januari, kabar duka tersebut memukul hati seorang Ryan yang seharusnya awal tahun diawali dengan kesenangan dan kebahagiaan tetapi tidak dengan Ryan dia harus menerima rasa sakit yang luar biasa dengan meninggalnya sang ibunda.
Awal tahun tersebut membuat Ryan kehilangan arah hidupnya karena di tinggalkan oleh sosok ibundanya, para teman teman nya selalu mendukung dan membantu segala keperluan Ryan dari mulai materi hingga makanan. Hari demi hari Ryan selalu larut dalam kesedihan karena rasa rindunya dengan sang ibunda teman - temannya pun selalu memberikan semangat kepada Ryan agar bisa bangkit kembali jangan terlalu berlarut dalam kesedihan karena sang ibunda sudah tenang di alam sana. Dari beberapa bulan kedepan Ryan membangkitkan semangat hidupnya kembali dengan mulai mencari kerja untuk mencukupi kehidupannya sehari - hari dan belajar dengan giat sehingga sang ayah dan ibunda bisa senang melihat anaknya yang berusaha untuk bangkit kembali.
Hari demi hari Ryan lewati diawali dengan berangkat ke kampus untuk menempuh pendidikan amanah dari sang ibunda, kemudian di lanjut dengan kerja hingga larut malam. Ryan lewati dengan semangat dan tidak mengeluh, karena namanya hidup dan kerja pasti ada lelah dan capek terkadang untuk melepaskan lelahnnya kuliah dan kerja Ryan selalu berdiam diri di suatu warung dekat rumahnya bersantai disana dan berbincang dengan temannya yang selalu ada disaat Ryan membutuhkannya.
Ryan selalu bercerita dengan temannya karena selalu bingung untuk menyisihkan dana untuk beberapa keperluannya yang harus dia bayar dengan uang gaji hasil dia bekerja keras, tetapi dia selalu bersikeras bahwa dia bisa membayar dan menjalani hidup ini dengan Tawakal kepada sang pencipta.
Dengan kisah Ryan ini kita sebagai pembaca bisa mengambil makna tentang kehidupan bahwa setiap masalah dan tekanan dalam hidup bisa diatasi dengan bangkit kembali jangan terlalu terpuruk dalam mendalami kesedihan karena bagaimana pun juga hidup ini tidak akan bisa berkembang maju jika kita hanya terpuruk dan diam meratapi masalah. Sayangilah kedua orang tua ketika masih bisa berbincang dengan kita karena kelak ketika mereka sudah meninggalkan kita akan terasa perih yang sangat dalam di hati.
Sayangi selagi ada, hargai ketika masih ceria.
- Ryan 2025
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H