Apapun yang dilakukan Marquis selalu diketahui oleh Coulmier dan ia pun lantas memotong lidah Marquis hingga darahnya beku dan tidak ada kemungkinan untuk menjadikannya sebagai tinta. Marquis yang sudah terkulai lemas tak berdaya masih saja semangat untuk menuliskan ide-ide gilanya menggunakan kotorannya sendiri hingga mati.
Penulis benar-benar terpersona dengan Marquis de sadde namun bukan karena cerita-cerita seksualitasnya yang menjijikan. Melainkan api semangat menulis dalam dirinya, dalam keterbatasan dia masih memperjuangkan untuk menulis, mengabadikan idenya meski di tengah derita yang menghantamnya.
Marquis saja selalu semangat untuk menuliskan hal yang menjijikan, masa iya kita kalah untuk selalu semangat menulis demi menyebar kebaikan.
Salam literasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H