Mohon tunggu...
Dias Ashari
Dias Ashari Mohon Tunggu... Penulis - Wanita yang bermimpi GILA, itu akuuu..

Mantan Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

It's Ok not to be Ok!

10 Oktober 2020   08:37 Diperbarui: 10 Oktober 2020   08:54 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Gitu aja nangis"

"Payah sih kamu"

"Jadi orang itu harus kuat"

Begitulah kiranya ucapan orang terdekat ketika seseorang menghadapi sebuah masalah. Mungkin maksud mereka baik dengan tujuan agar kamu tidak menjadi orang yang lemah. Namun terkadang perkataan itulah yang membuat kamu enggan bercerita kembali tentang masalahmu. Salah satu faktornya mungkin karena kamu merasa dihakimi.

Sebetulnya ketika seseorang bercerita yang pertama mereka butuhkan bukanlah pendapat namun hanya ingin didengarkan. Mereka ingin berbagi cerita untuk meringkan beban masalah yang ditanggung. Mengeluarkan amarah agar dada tak lagi terasa sesak. Bercerita tidak selalu menjadi solusi permasalahan. Namun dengan bercerita menjadi langkah utama agar masalah tak kian menumpuk dan jadi bom waktu dikemudian hari.

Penulis memang bukan seorang psikolog atau pskiater yang memahami secara mendalam terkait kesehatan mental. Namun kiranya pengalaman penulis yang didapat dalam sebuah seminar kesehatan mental tepat 1 tahun yang lalu dapat menjadi pembelajaran atau penguat kalian yang sedang merasa tidak baik-baik saja.

Dalam sebuah seminar yang penulis pernah ikuti. Salah satu pembicara dalam talkshow tersebut mengatakan bahwa mengenal diri sendiri sangatlah penting. Hal ini dilakukan untuk mengontrol seberapa kecil atau besar tingkat strees yang kita alami. 

Cobalah belajar untuk memahami dirimu, karena sejatinya yang mengetahui semua tentang dirimu ya dirimu sendiri. Dengan memahami maka kamu akan tau bagaimana cara mengatasi diri.

Salah seorang penulis dalam acara tersebut menuturkan bahwa metode healing pada kesehatan mental dapat dilakukan dengan cara menulis. Menurutnya ketika seseorang mengalami kondisi yang tidak mengenakan maka bisa meluapkan emosi melalui tulisan. Dengan begitu apa yang mengganjal dalam hati dapat tersalurkan.

Selain mengurangi beban, menulis juga dapat menjadi rekam jejak bagi seseorang. Dampak besar yang terjadi adalah ketika tulisan sudah dipublikasikan maka akan sangat bermanfaat bagi orang lain yang memang memiliki pengalaman yang sama dengan apa yang kita tuliskan.

Sekali lagi penulis ingin berkata "it's ok not to be ok" tidak papa ko jika kamu sedang merasa tidak baik baik saja. Kamu tidak pernah sendiri di dunia ini.

Salam sehat!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun