Mohon tunggu...
Dias Ashari
Dias Ashari Mohon Tunggu... Penulis - Wanita yang bermimpi GILA, itu akuuu..

Mantan Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

5 Cara Meminimalisasi Stok Obat Kadaluarsa

7 Oktober 2020   08:29 Diperbarui: 7 Oktober 2020   11:24 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selamat Pagi Kompasianer !

Berbicara terkait barang kadaluarsa, tentu saja ini menjadi polemik bagi pekerja ataupun pemilik perusahaan. Terlebih jika barang kadaluarsa tersebut harganya lumayan mahal. Sudah sangat dipastikan ini akan merugikan keuangan perusahaan. Tidak menutup kemungkinan bukan jika justru keuntungan yang seharusnya di dapatkan malah tenggelam bersama kadaluarsanya barangtersebut.

Kali ini penulis akan berbagi sedikit pengalaman, semoga saja dapat membantu para pekerja di bidang kesehatan, pemilik perusahaan atau kalian yang mungkin baru berencana untuk membuka bisnis tersebut. Dengan begitu tulisan ini bisa menjadi gambaran untuk melangkah ke depan.

Ada 5 cara yang kalian dapat terapkan diantaranya :

1. Stock Obat yang Memang Dibutuhkan Pasien.

Sebagai karyawan atau pemilik memang sudah seharusnya melakukan studi di lapangan terkait obat yang dibutuhkan masyarakat sekitar. Jangan sampai tergiur dengan boomingnya iklan suatu obat di media atau televise. 

Padahal sebetulnya masyarakat di sekitar perusahaan anda tidak membutuhkannya. Coba bayangkan jika anda sudah membeli stock banyak dengan harapan laku keras. Namun kenyataannya obat tersebut hanya menjadi pajangan saja, sangat sayang bukan.

2. Gunakan sistem FIFO dalam Persediaan Stock Obat.

Metode stock FIFO ( First in Frist Out) memang sangat cocok digunakan untuk barang yang memiliki kadaluarsa seperti makanan, minuman dan obat. Sesuai dengan namanya, maka sistem dari FIFO ini adalah mengeluarkan terlebih dahulu barang yang pertama datang atau dipesan. Jadi pastikan kalian sebagai karyawan harus rajin-rajin menata barang dengan baik. 

Jika obat disimpan dalam posisi rak, maka barang baru simpan dipaling belakang. Namun sebaliknya jika obat disimpan dalam etalase, maka obat yang baru datang harus disimpan di bagian paling depan. Dengan begitu dijamin hal ini akan meminimalisir menumpuknya obat kadaluarsa.

3. Beli Obat sesuai Kebutuhan.

Hal ini sekilas mirip dengan model pertama. Namun perlu diperhatikan kembali, point ini merupakan perkembangan dari point pertama. Jadi setelah anda memahami apa obat yang dibutuhkan pasien. Maka langkah selanjutnya anda harus menganalisis mana obat yang terjual secara Fast Moving ( Cepat) atau Slow Moving ( Lambat). Jangan sampai salah sasaran ya.

4. Kelola Pemotongan Jenis Obat dalam Bentuk Strip.

Nah berdasarkan pengalaman penulis, point ini seringkali disepelekan oleh banyak karyawan loh. Padahal jika kita mengamati lebih dalam banyak manfaat yang bisa kita dapat dari hanya sekedar memotong obat dalam bentuk strip ini. Tidak semua pasien mau membeli obat dalam jumlah 1 strip ( 10 tab) apalagi jika obat tersebut dibanderol dengan harga mahal. Pasti pasien akan membeli 5 tablet, 3 tablet atau bahkan 1 tablet saja. Nah kalian sebagai karyawan jangan asal potong saja, tapi perhatikanlah posisi tanggal kadaluarsa dalam strip tersebut. Jangan sampai tanggal kadaluarsa terpotong menjadi dua dengan obat yang kalian berikan kepada pasien. Jika sampai terjadi maka hal ini akan mempersulit kalian ketika suatu hari ada pasien lain yang ingin melihat bukti tanggal kadaluarsa dari obat tersebut.

Hal penting lainnya, pastikan setiap ada pasien yang membeli obat dalam jumlah kurang dari 1 strip, maka carilah potongan strip yang sudah terpotong. Ingat jangan sampai kalian mengambil strip lain yang masih dalam keadaan utuh. Hal ini akan menyebabkan banyak obat yang bubuk atau berceceran secara tidak rapih. Yang lebih fatal lagi tentunya kebalikan dari pasien yang ingin membeli obat secara utuh 1 strip, mana mungkin mau membeli tumpukan potongan obat dalam keadaan tidak utuh.

Yuk belajar menata obat agar kebiasaan itu terbawa untuk menata kehidupanmu juga. Jangan berpikir karena kalian karyawan sehingga tidak mengindahkan hal tersebut. Anggaplah perusahaan tempat kalian bekerja layaknya perusahaan kalian sendiri. Toh jika suatu hari nanti kalian diberi amanah untuk punya perusahaan, apa kalian mau punya karyawan yang seenaknya. Ingat ya kebaikan yang kita tanam sesungguhnya akan kembali kepada diri kita, begitupun sebaliknya.

5. Pastikan selalu Check & Richeck.

Disinilah fungsi kerjasama antar karyawan dibutuhkan. Perlu diakui mungkin tidak semua karyawan memiliki sikap yang teliti. Sehingga ketika mengecek obat perlu dilakukan setidaknya oleh dua orang. Dengan begitu akan meminimalisir kesalahan yang ada. Lakukan pengecekan secara berkala, minimal satu bulan sekali ya.

Gimana apa sudah membantu kalian dalam meminimalisir stock kadaluarsa ?. Apa mungkin kalian memiliki pengalaman yang berbeda ?

Salam Sehat !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun