"Gimana ya Yan, agar Bang Es suka padaku?"
"Gak ada yang seunik Bang Es, Â Yan."
Dan masih banyak lontaran-lontaran senada yang mampir ke mataku. Aku cuma mesem-mesem cemburu.
Pernah kupertanyakan pada Bang Es, mengapa ia belum punya pacar. Apa jawabannya...??
"Abang, belum niat tuh! Kan lagi nungguin dik Yanti pulang. Lagian enakkan merid dari pada pacaran. Dik Yanti maukan abang lamar! He... he... he" kata Bang Es dengan emotations serius di inboxnya.
Bang Es dalam pandanganku adalah sosok ideal. Ia serba segalanya. Punya rencana masa depan, tapi tak takut menikmati hidup. Ia moderat tapi tak pernah meninggalkan shalat!
Itulah Bang Es!
Tetapi seperti yang kukatakan, entah mengapa beberapa hari belakangan ini ia berubah! Drastis! Dan aku seolah-olah tak mengenal dirinya lagi. Aku sedih. Aku kehilangan. Bang Es yg kubanggakan kini entah kemana....