Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gelombang Pasang Tanah Lot

28 Januari 2023   12:44 Diperbarui: 28 Januari 2023   12:46 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gelombang pasang merupa biru yang melambai
Di antara jenjang kaki-kaki langit

**

Kalau saja kelegaan ada di antara laut
Bila saja keluasaan terletak di ambang cakrawala
Maka semua dapat ditinggalsebarkan

Ditinggalkan begitu saja seperti buih-buih meniti permukaan
Disebarkan merupa pasir-pasir merapat berbagi ruang

Lalu dibiarkan senyap
Sesepi gemuruh menerpa dinding pantai

**

"Apakah gaunmu sewarna biru?" tanyaku

Seperti yang berkelebat di ruang tanpa sekat
Seperti yang menari di kolom tanpa cahaya

"Aku menyukai warna biru," katamu

Menjauh, meniti punggung-punggung gunung

**

Tetapi kesesakan adalah bayangan dalam terang cahaya

Berhimpit-menyesak
Bertaut-menyengkarut

Langkah kembali diayunkan seanggun tarian sufi
Dan tangan dilambaikan semengalir nada-nada gamelan

**

Kubawa kembali kopi melintasi ratusan kilometer
Supaya pekat tetap menyimpan misteri
Dan pahit tidak mengganti getir

Tidak ada yang terhitung lengkap
Tidak ada yang terbawa genap

Hujan menghadirkan genangan
Terik mengeringkan lembar daun-daun

Tanah Lot memeluk arus-arus pasang
Tanah Lot mendekap gemuruh-gemuruh gelombang

**

Sesak menyerta jarak
Ruang menyempit waktu

| Tanah Lot | 17 Januari 2023 | 14.52 |

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun