Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan Selepas Ashar

20 April 2022   23:14 Diperbarui: 20 April 2022   23:22 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selo. Dokumen pribadi.

Hujan merinai

Membasahi atap rumah di dekat pohon-pohon cemara dan rumpun bambu

Kemarin, hujan juga menderas selepas maghrib

Menghalang pandang

Memekatkan dinding malam yang mulai meninggi

"Selamat Paskah," katamu selepas tengah hari tadi

Ketika mendung mulai menggelayut

Aku tertawa

Sekedar untuk menanda sua pada waktu yang selalu lebih dulu berlalu

Lalu meninggalkan bayang yang memantul di tapak cangkir

| Selo | 20 April 2022 | 16.32 |

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun