Lusa, sebelum Minggu menutup pekan,
Aku akan ke selatan
Ke gunung tua pada jalan yang menanjak
Di dekat pohon-pohon jati yang masih berbunga
Sudah lama kita tidak menyepakati sebuah selatan:
Tentang sore di dekat air laut
Tentang waktu menjelang malam di dekat pantai yang memecahkan gelombang
"Kemarin adalah hari dengan dentang suara lonceng sebelum tengah hari," katamu minggu lalu
Suaramu semakin jelas, meski semakin lirih
Semakin sayup dan menjauh setelahnya
Aku bahkan melupakan kemarin itu
Di antara segera yang semakin banyak
Di antara selinap yang semakin terburu
Pada pagi yang semakin cepat datang,
Aku terburu langkah
Bergegas di antara sayap-sayap besi dan kabar-kabar kematian di ujung hari
Mungkin kamu sedang di sana, di dekat badan-badan lebar dengan sayap merentang yang rendah melintas
"Kamu tidak ke selatan lusa?" tanyaku
Pagi yang lain sudah bergegas datang lagi,
Seburung tengkek bergegas kepak melintasi pagi
Burung-burung pleci berlompat riang di dahan basah akasia
Semakin banyak yang tertinggal
Semakin sedikit yang terbawa
Seperti alunan Silk Road, rasanya semua hanya akan semakin sayup
| Posong | 9 Maret 2022 | 5.57 |
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H