Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pagi yang Lain (2)

9 Maret 2022   07:40 Diperbarui: 9 Maret 2022   07:49 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lusa, sebelum Minggu menutup pekan,
Aku akan ke selatan

Ke gunung tua pada jalan yang menanjak
Di dekat pohon-pohon jati yang masih berbunga

Sudah lama kita tidak menyepakati sebuah selatan:
Tentang sore di dekat air laut
Tentang waktu menjelang malam di dekat pantai yang memecahkan gelombang

"Kemarin adalah hari dengan dentang suara lonceng sebelum tengah hari," katamu minggu lalu
Suaramu semakin jelas, meski semakin lirih
Semakin sayup dan menjauh setelahnya

Aku bahkan melupakan kemarin itu

Di antara segera yang semakin banyak
Di antara selinap yang semakin terburu

Pada pagi yang semakin cepat datang,
Aku terburu langkah
Bergegas di antara sayap-sayap besi dan kabar-kabar kematian di ujung hari

Mungkin kamu sedang di sana, di dekat badan-badan lebar dengan sayap merentang yang rendah melintas

"Kamu tidak ke selatan lusa?" tanyaku

Pagi yang lain sudah bergegas datang lagi,
Seburung tengkek bergegas kepak melintasi pagi
Burung-burung pleci berlompat riang di dahan basah akasia

Semakin banyak yang tertinggal
Semakin sedikit yang terbawa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun