Aku seakan mendengar gelakmu
Saat perjalanan ke selatan sedang ditempuh
Melewati pohon-pohon jati yang bertunas
Mendekati rumput-rumput yang rakus menyesap hujan
Menyimpan bulir air dengan sia-sia dan hanya akan segera berlalu
Diserap tanah
Pun diuapkan ke dinding-dinding langit
Apakah kamu sedang di selatan?
Di tempat ombak terdengar dari bilik-bilik beranyam bambu
Dan kehangatan berserak begitu saja di balai bertikar pandan
"Ombak sedang tinggi," katamu waktu itu
Di dekat balai bertikar pandan, sepertinya sudah lama
Ketika Natal mengetuk pintu-pintu yang dikeringkan oleh asap-asap kayu bakar dari tungku tanah liat
Saat seekor laba-laba menganyam kesendirian di sudut waktu
Menanti keberuntungan menghampiri malam, bila senja terlanjur dilampaui
Cangkir-cangkir berhias bunga kecil berwarna merah telah dituangi air panas
Daun-daun teh kering dan gula batu berebut tempat
"Kamu merupa ombak yang menari sepanjang waktu, dan meninggalkan senyap di tepian-tepian tebing," kataku tentang laut yang memantulkan warna perak saat purnama melintas