Karena sudut pandang yang segar dan terbuka diwadahi dalam pemahaman yang tidak tersekat dan terus menuju ke borderless.
Satu lagi, Rama Yamta pandai menembak titi nada. Sepertinya beliau tahu betul rentang nada yang dikuasainya. Sehingga nadanya terasa pas dan tidak memforsir urat leher tetapi otot perut. Dan tetap merdu.
Cerita ketiga. Karena juga sedang Lebaran, sepulang dari gereja sekalian "ujung". Mengunjungi saudara-saudara yang merayakan. Silaturahmi.
Pendek cerita, pukul 14.00 baru sampai di rumah. Makan ketupat. Opor ayam kampung. Rica-rica bebek. Sambal goreng. Say hello ke banyak saudara. Menyenangkan. Di beberapa rumah, saudara-saudara menyempatkan memegang rambut kriwil Daniel Lintang . Atau sekedar manepuk badannya yang lebih penuh karena di rumah selama masa pandemi.
Setelah juga melihat foto-foto Lebaran, saya sengaja mengambil foto keluarga Imron Rosadi. Saya senang melihat foto momen Lebaran ini. Seru. Otentik.
Bukankah begitulah keseruan keluarga? Ada yang merajuk. Ada menenangkan. Ada yang asik dengan pikirannya. Ada yang mempertanyakan. Ada juga yang kadang saling komplain.
Di atas semuanya, keluarga adalah perjalanan bersama. Tidak ada yang tertinggal di belakang. No-one left behind, that is the family means.
Selamat merayakan Lebaran semua sahabat. Sehat selalu. Kesejahteraan dan kelimpahan menyertai.
| Posong | 13 Mei 2021 | 18.05 |
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H