Ke rumah Mbah Wir pada malam hari perlu membawa lampu senter. Karena jalannya gelap.
"Kae, deloken genine ndledek," kata Bapak menunjukkan lava yang meleleh di sisi jauh, Â menuruni punggung gunung Merapi. Gelap seringkali adalah benderang. Di persawahan, kunang-kunang berterbangan di gelap malam. Pada bagian jalan-jalan yang gelap, wajah bapak tidak terlihat. Hanya terlihat bara dari rokok tembakau lintingan yang sesekali dihisapnya. Saya menggenggam tangan Bapak yang kokoh, dan kami terus melangkah ke rumah Mbah Wir.
Begitulah Bapak mengajarkan cinta pada malam dan gelap.
| Jalan Hasanuddin | 11 Januari 2021 | 13.00 |