Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

(R)evolusi Tempe

13 Desember 2020   09:31 Diperbarui: 13 Desember 2020   09:38 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entah bagaimana memori bawah sadar meyimpannya, saya masih ingat bagaimana almarhum bapak meden-medeni supaya berhenti merengek atau segera tertidur. Menakut-takuti. Ini dilakukan bila simbok (simbah putri) sudah mulai habis kesabaran.

Manakut-takuti adalah psy-war dari orang dewasa (bapak) yang memiliki otoritas lebih besar daripada anak kecil (saya).

Pertama, melalui cerita. Dan kedua, melalui tindakan yang dipandang efektif mengatasi situasi.

Cerita "wong adol tempe ditaleni" atau "wong adol kambil dikepruki" adalah contohnya. Tentu bukan penjual tempe yang diikat atau ditaleni. Tetapi tempenya yang diikat. Tentu bukan wong adol kambil yang dipukuli tetapi kelapanya yang dikepruk supaya pecah.

/wong/adol/tempe ditaleni/ akan berbeda makna dengan /wong adol tempe/ditaleni/

Atau: /wong/adol/ kambil dikepruki/ pasti berbeda makna dengan /wong adol kambil/dikepruki/

Sejenis pemainan kalimat yang masuk jauh ke imajinasi dunia kanak-kanak. Seperti cerita tentang kancil yang juga berpotensi disalahmaknai.

Kancil yang cerdik banyak akal atau kancil yang senang menipu. Dua sudut pandang yang akan mempengaruhi kesimpulan akhir. Seperti dikhawatirkan, cerita kancil akan membuat pendengarnya menyetujui kelicikan alih-alih kecerdikan.

Pada masa kecil dulu, rumah kami berdinding bambu. Bambu bagus yang ditreatment untuk keawetan. Sebuah karya arsitektural meski secara tradisional. Tetapi saya sempat memahami sebagai bentuk ketidakmampuan membuat rumah tembok.

Padahal, dinding gedhek adalah salah satu bahan yang cocok dengan kelembaban di daerah kami. Dengan dinding gedhek, rumah dapat menjadi lebih hangat alih-alih lebih lembab. Maka sekarang justru merindukan rumah gedhek. Sebuah konsep rumah yang membesarkan sehingga memiliki daya tahan tubuh yang secara alamiah menjadi lebih kuat.

Oleh bapak yang diam-diam keluar rumah kemudian dinding dipukul-pukul untuk menghasilkan efek suara. Dan simbok akan berkata, eh ada suara di luar. Tidurlah. Maka saya lalu akan lebih merapatkan kepala ke dada simbok yang sudah kempes karena usia. Merasa lebih hangat dan kemudian jatuh tertidur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun