Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Emilia, Bidan Desa di Kawasan Rawan Bencana: Khawatirkan Keselamatan Masyarakat dari Pandemi Covid-19 dan Letusan Gunung Merapi

21 November 2020   22:46 Diperbarui: 21 November 2020   23:24 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Emilia dengan seragam dinasnya (dokpri)

"Hari ini saja berdasar hasil tracing ada 12 orang yang positif terpapar Covid-19. Ada yang menangis, ada yang panik. Ada juga yang anaknya marah-marah ke saya. Tidak percaya. Menggugat hasil test. Sebagian bahkan berkeyakinan tidak mungkin Covid-19 akan sampai ke dusun mereka," kata Emilia sambil menghela nafas.

Dengan alasan bahwa Covid-19 tidak akan sampai ke dusun-dusun mereka, kebanyakan lalu tidak disiplin berperilaku sesuai dengan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan pemerintah. Tidak memakai masker. Tidak rajin mencuci tangan setelah berinteraksi dengan orang lain.

"Padahal perkembangan terakhir, semakin banyak Orang Tanpa Gejala (OTG). Dengan semakin banyak OTG maka resiko penularan semakin besar. Sudah begitu, masih ditambah dengan faktor keyakinan bahwa Covid-19 tidak akan sampai ke dusun mereka. Bahkan masih banyak kegiatan masyarakat  yang tetap menghadirkan kerumunan, misalnya acara-acara keluarga. Padahal tidak ada yang tahu siapa yang telah terpapar," lanjut Emilia.

Bersama dan berkerja sama dengan seluruh perangkat yang ada, Emilia tidak lelah terus ikut mengedukasi dan melakukan tindakan-tindakan untuk semaksimal mungkin menekan resiko paparan. Meski tidak ada yang tahu akan seberapa buruk dampak paparan Covid-19 untuk masyarakat akar rumput, dengan siapa Emilia banyak bergelut dan berinteraksi.

"Tetapi saya tidak akan putus asa. Saya akan terus melakukan apa yang saya bisa. Meski kadang secara fisik juga merasa lelah dan sangat capek. Saya ingin masyarakat terus membangun kesadaran bersama bahwa pandemi ini hanya akan dapat ditekan bila diatasi secara bersama-sama. Seberapa banyak yang dilakukan pemerintah, tidak akan berhasil maksimal bila tidak didukung kesadaran seluruh lapisan masyarakat tanpa kecuali," kata Emilia seperti berbicara dengan dirinya.

Emilia dengan seragam dinasnya (dokpri)
Emilia dengan seragam dinasnya (dokpri)

"Tetapi saya tidak akan putus asa. Saya akan terus melakukan apa yang saya bisa. Meski kadang secara fisik juga merasa lelah dan sangat capek. Saya ingin masyarakat terus membangun kesadaran bersama bahwa pandemi ini hanya akan dapat ditekan bila diatasi secara bersama-sama. Seberapa banyak yang dilakukan pemerintah, tidak akan berhasil maksimal bila tidak didukung kesadaran seluruh lapisan masyarakat tanpa kecuali"

"Faktor kedisiplinan pasti memegang peran sangat penting. Tanpa kedisiplinan dari semua masyarakat, situasi dapat memburuk dengan lebih cepat. Tentu kita semua berharap bahwa pandemi ini akan segera dapat diakhiri. Meski sepertinya cahaya di ujung lorong belum terlalu terang," matanya menerawang. Banyak faktor yang berkontribusi atas situasi apa yang akan terjadi di waktu mendatang.

"Saya mohon pamit dulu ya. Harus segera berkoordinasi untuk pelaksanaan swab test hari Senin nanti," katanya bergegas. Semangatnya nampak dari langkah kakinya yang bergegas. Per tanggal 21 November 2020, dicatat oleh situs worldometer sudah terjadi 58,094,895 kasus di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut 1,380,796 orang meninggal dan sembuh sebanyak 40,258,264 orang.

Menikah dengan Y. Andri Irawan, Emilia dikarunia anak semata wayang Zefanya Gandhi Maharani yang saat ini duduk dibangku Sekolah Menengah Atas. Pendidikan kebidanan ditempuhnya di Yogyakarta.*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun