Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Bila Malam

21 September 2020   17:52 Diperbarui: 21 September 2020   17:53 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah kata akan terus meraja?

Tidak, rasanya
Kata akan kehabisan makna
Kebisuan akan menjelma serupa ruang-ruang hampa

Tidak menyisakan
Tidak menambahkan

Waktu kembali panjang-merentang
Dan sepi meniti, laksana langkah dalam bilah-bilah kesempatan

"Kapan akan kembali?" tanyaku

"Aku tidak akan pernah datang, karena aku tidak pernah pergi," jawabmu

"Maka tidak pernah akan ada keberangkatan," kataku lagi, sesunyi angin yang beringsut

Malam datang begitu saja
Pagi berlalu begitu saja

"Tidakkah meski serupa langkah-langkah di jalan pendek?" tanyaku lagi, memaksa matahari berhenti

Kamu menggeleng, menjadikan kata-kata kehilangan makna
Dan diksi menjadi sia-sia

Benarlah, kata hanya akan ditinggalkan makna
Lalu sunyi yang meraja
Lebih sepi dari senyap

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun