Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Penyapu Jalan dan Deru Kereta Dini

1 Agustus 2020   02:03 Diperbarui: 1 Agustus 2020   02:01 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di mana tempat sepi dijumpai?

Aku menjumpai di tempat-tempat riuh dan tergesa
Di antara deru kereta yang berlari dan penyapu jalan yang menghindari pagi

Sepi itu berlari di sambungan-sambungan rel
Tergesa merambati bantalan-bantalan rel

Apakah kau mengira sepi berada di tempat sunyi?

Tidak, sepi melenggang di tempat-tempat riuh
Seperti deru kereta api melalui simpang dengam sirene yang meraung-raung

Begitulah sepi melintasi hari

Sepi juga meliuk di antara suara-suara ujung sapu yang menggaruk keras kepala aspal
Terburu di antara laju roda-roda yang menuju entah ke mana
Terburu diselesaikan sebelum pagi tiba

"Sertakan sebait doa untukku," pinta seorang karib di selatan

Malam ini, sepi juga melalu-lalang di senyap dini

"Teruslah berbisik kepada Bunda Maria," kataku kepada sahabat di sisi barat
"Sentuhlah berulang setiap bulir rosario harapan," gumanku semakin lirih

"Alunkan syair-syair dzikir meski malam terasa lebih gelap," pintaku kepada karib di selatan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun