Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lebaran di Sebuah Dusun Kecil, Sebuah Catatan

25 Mei 2020   04:49 Diperbarui: 25 Mei 2020   05:15 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berapa lama Lebaran berlangsung?

Biasanya sepekan. Periode waktu yang penuh untuk beranjang-sana. Bersilaturahim. Saling memaafkan. Saling membagikan cinta.

"Muga dosamu dan dosamu lebur dina iki. Sing akeh pangapuramu." Semoga kesalahan-kesalahan kita dilebur pada hari (Lebaran) ini dengan banyak maaf untuk kita semua.

Sebuah kalimat yang begitu magis, ugahari dan egaliter. Tidak perlu ditanyakan berdasar undang-undang ayat berapa atau pasal berapa pun tahun berapa. Ketulusan sikap dan keluhuran budi sudah jauh melampaui segala pasal dan segala ayat.

Simbok, Mbah Kung dan Bapak sudah dipanggil Tuhan. Seperti itulah siklus alamiah akan terus berlangsung dan terjadi.

Tungku kayu bakar sudah diganti kompor gas. Jadah dan wajik hari ini sudah tidak ada di meja ruang tamu. Rengginang sudah lebih banyak hanya menjadi lelucon bersama kaleng biskuit Khong Guan. Tape ketan dengan air yang melimpah manis segar sudah lebih jarang dibuat.

Sepanjang malam sampai pagi ini petasan terus meletus dari tempat yang berlainan. Menandakan kegembiraan Lebaran. Disamping rasa was-was pandemi Covid19. Lagu Guyon Waton mengalun dari ruang tamu Pak Gandi, sepertinya: ...urip rasah spaneng, ra ana kowe aku ayem...

Selamat Lebaran. Mohon maaf lahir batin.

| Posong | 24 Mei 2020 | 09.08 |

tribunnews.com
tribunnews.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun