Jutaan kehilangan dan doa adalah jejak amal Didi Kempot. Melintasi banyak negara. Ia melebihi banyak pejabat dan bahkan mungkin banyak rohaniwan. Doa untuknya melintasi banyak dinding-dinding rumah dan bilik.
Didi Kempot "kapundhut" pada saat di puncak. Pada saat "sayang-sayange". Seumpama kapten kesebelasan yang berlalu setelah baru saja menyelesaikan dan memenangkan pertandingan final Piala Champion.
Didi Kempot meninggalkan catatan bahwa hal baik tidak pernah sia-sia. Meski demikian sulit dijalani. Kuwat ora kuwat kudu kuwat. Nek wis ra kuwat tenan yo kudu tetep kuwat. Kuwat, bakoh.
| Prambanan | 7 Mei 2020 | 6.56 |
![wolipop.detik.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/05/07/550c0362-9b82-40ef-b95e-09c48ef749cc-5eb3639bd541df38837dffa2.jpeg?t=o&v=555)