Sedih banget!
Akhirnya, Didi menjadikan dirinya penegasan tentang kedukaan dan perasaan yang terserak. Bahwa kitalah serakan dan duka itu sendiri, yang sering menduga cinta akan menjadikan semua indah pada waktunya.
Padahal cinta hanyalah luka baru di atas serakan duka. Sekali membuka pintu untuk cinta, sekali itu pula ia akan mengantarkan kita menuju kematian. Seperti kematian Didi yang dipenuhi begitu banyak cinta.
| Prambanan | 5 Mei 2020 | 22.20 |
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H