Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Udara di Doa-doa Ibu

23 April 2020   07:49 Diperbarui: 26 April 2020   19:52 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oh, ya. Aku juga akan bercerita bahwa aku bertemu perempuan yang kakinya menjuntai dan senyumnya dibingkai oleh rahang lembut yang indah
Tubuhnya setinggi tubuhmu
Badannya seramping milikmu
Dan langkahnya seringan kakimu sepulang dari pasar

Rasanya aku melihat cinta dua kali: padamu dan pada perempuan itu

Puasa segera tiba, tetapi ranjangmu sudah kosong dan sarang laba-laba menggantung di atas tungku yang bertahun tanpa nyala api

Prambanan | 23 April 2020 | 7.25 |

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun