Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Ketika Sore Tidak Kau Lintasi

15 April 2020   00:56 Diperbarui: 15 April 2020   18:46 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Pixabay/josealbafotos

"Aku harus segera ke timur, ke tempat dengan banyak lampu merah. Sebelum pukul 14, aku sudah harus di lantai 25 di gedung berwarna coklat tua," kataku tergesa, hanya sesaat setelah lonceng berhenti berdentang, dan suaranya masih memantul di tangga balkon

Sore nampaknya masih akan begitu lengang
Dan aku harus tetap di timur jauh
Untuk menjaga asa tentang sepotong siang dan saat yang tergesa berlalu

"Aku masih akan berdiri di sisi jauh kematian, sejauh dimungkinkan," gelakku dalam kegamangan

Banyak hal akan ditinggalkan ketika kematian terus mendekat dan tidak ada tempat untuk menghindarinya lagi
Dan sedikit hal selalu dibawa serta, seperti pada suamu

Sore masih akan begitu lengang, nampaknya

| Prambanan | 14 April 2020 | 01.20 |

Dokpri
Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun