Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Paskah Juga Tentang Peran Para Perempuan

11 April 2020   23:54 Diperbarui: 11 April 2020   23:55 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika jasad Yesus diturunkan, Maria ibuNya menyambut. Mungkin dengan bibir dan tangan juga seluruh badan gemetar. Dengan mata nanar dan kabur oleh air mata Maria mengulurkan tangannya. Menyambut anaknya yang sudah lunglai. Sudah dingin. Dengan tungkai kaki remuk oleh paku. Dengan dua tangan berlubang juga oleh paku. Dengan lambung terkoyak oleh tombak. Dengan kepala penuh luka oleh duri dan sekujur badan penuh bilur dan darah serta air. Mungkin jasad Yesus bau anyir darah di sana-sini. Mungkin jasadNya lengket. Tapi cinta Maria mengalahkan itu semua.

Bagi seorang ibu, anak adalah seluruh hidupnya. Seluruh jiwa raganya. Rambut yang bau keringat adalah harum. Badan yang kotor oleh tanah tidak sedikitpun mengurangi cintanya.

Bagi Maria, sang ibu dari seorang anak tunggal, Yesus adalah seluruh hidupnya. Yang akan dipeluk kapanpun dan bagaimanapun.

Michael Angelo memahat cinta yang luar biasa itu. Cinta yang akan selalu abadi melampaui ruang dan waktu. Cinta yang menginspirasi.

Paskah adalah rangkaian di mana banyak sekali tentang peran wanita. Paskah dimulai ketika Yesus pada pascakebangkitanNya bertanya kepada seorang wanita yang menangis dan penuh cinta dan khawatir menjawab, "Tuanku hilang diambil orang."

Tetapi tradisi Katolik sudah "terlanjur" berkembang dan dikembangkan dalam dominasi peran para lelaki. Peran para perempuan yang begitu hebat hanya didengarkan dari bacaan-bacaan Injil. Dalam birokrasi Gereja Katolik, pada faktanya, tidak ada porsi yang signifikan bagi kaum perempuan.

Tetapi begitulah justru para perempuan terus berkembang menjadi "the silence pillars" bagi Gereja, seperti cinta Maria Ibu Yesus yang akan terus menjadi inspirasi.

Selamat Paskah.

| Prambanan | 11 April 2020 | 21.14 |

Bussinessmirror
Bussinessmirror

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun