Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Gedung-gedung Rumah Ibadah Kosong

2 April 2020   07:07 Diperbarui: 2 April 2020   07:37 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tangkapan layar unggahan facebook

Secara heroik, sebagian bergabung sebagai sukarelawan di rumah-rumah sakit. Kemarin ada kabar kakak-beradik meninggal akibat paparan di tempat mereka mengabdikan diri dan memberikan hati. Sirene ambulan lebih sering terdengar berlalu di jalan raya, membawa jasad-jasad ke tempat peristirahatan terakhir.

"Agama tertinggi adalah budi pekerti," kata Dalai Lama.

Kalimat itu menemukan kebenarannya pada hari-hari ini. Kebaikan tidak perlu ditaruh di tempat tersembunyi. Seperti dian tidak diletakkan di bawah gantang, tetapi di atas meja supaya sinarnya memenuhi dan menghangatkan seluruh ruang.

"Sebuah keluarga Kristiani dibantu logistik makanan oleh masjid kompleks. Mereka terindikasi ODP dan mengisolasi diri. Humanity works well," tulis sebuah cuitan di media sosial.

Masjid dan Gereja memang bukan bangunan fisik sejatinya. Mereka adalah tindakan-tindakan welas asih yang terus dilakukan dan dibagikan kepada sesama. Terutama pada situasi sulit seperti saat ini.

kan seluruh ruang.

"Aku sudah menikmati hidup yang indah. Berikan alat (medis) ini pada yang paling membutuhkan," demikian kalimat terakhir seorang ibu sepuh. Lalu ia meninggal. Ia memberikan dirinya bagi orang lain, seturut teladan Yesus, Si Burung Pelikan: memberikan dirinya lalu mati.

Pengorbanan tidak terkira para paramedis dan sukarelawan dalam banyak bentuk. Berjuang, berjibaku dengan resiko kematian.

Liturgi-liturgi Kemanusian sedang dilakukan, meski rumah-rumah ibadah tertutup pintunya.

| Prambanan | 2 April 2020 | 6.25 |

tangkapan layar unggahan facebook
tangkapan layar unggahan facebook

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun