Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Pada Minggu Keempat

13 November 2019   19:39 Diperbarui: 25 November 2019   01:01 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kamu pastilah akan berada di ruang riuh pada minggu ke empat
Dengan cangkir-cangkir yang segera dituangpenuhi teh dan gula batu

"Apakah jalan ke selatan dapat kau temukan di antara hujan?" tanyamu dengan mata yang berkilat indah
Seperti hendak menawarkan gula-gula yang kau sembunyikan di belakang punggungmu yang indah

"Datanglah ke selatan kalau jalannya dapat kau temukan," godamu yang kedua
Seperti menampakkan sedikit gagang gula-gula lalu kau sembunyikan lagi

Aku menggelengkan kepala, dan menyimpan banyak senyum
Senyum adalah persembunyian terbaikku sambil terus melangkah tegap, entah sampai kapan

Mungkin sampai jalan ke rumahmu tidak disembunyikan hujan
Mungkin sampai ketika matahari sore menerpamu wajahmu kembali, saat kau bungkukkan rendah julang tubuhmu untuk meletakkan cangkir teh di balai bertikar pandan

"Akan kukatakan pada hujan supaya ia tidak menyembunyikan jalan ke rumahku," katamu dengan kalimat terakhir, sebelum kuselesaikan cecap kopi terakhir pada cangkir berpermukaan licin

"Aku akan menunggumu sambil menghirup aroma kopi," jawabku, akhirnya

Seperti embun yang menunggu giliran dibawa pergi oleh matahari

| Sleman | 13 November 2018 | 19.19 |

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun