Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tidak Ada Gula Merah Malam Ini

8 November 2019   04:38 Diperbarui: 8 November 2019   04:52 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak ada gula merah malam ini
Maka kopi kubiarkan tetap hitam

Hitam itu seperti malam yang gagah berdiri berjajar sepanjang lintasan kereta api

Hitam juga merupa kebaikan jiwa perempuan berambut gelung
Yang bergegas menghampiri pintu, menyambut-peluk dan mensyukuri sua: membiarkan semua hadir apa adanya

Kopi yang berasa hitam selalu membawaku lebih dekat pada banyak peristiwa pada perjalanan pulang
Bahwa kesendirian adalah hanya kehangatan sebuah ruang privat

Ketika, kemudian, perjalanan harus tetap dilanjutkan
Melewati jalan-jalan curam yang tidak diharapkan
Menyusuri keelokan yang tidak direncanakan
Atau sekedar melintasi daun-daun jati yang mengering, seperti pada suamu

Pastilah kamu telah jatuh tertidur di malam yang masih muda tadi, batinku menduga

Tidurlah, karena tidak ada lelap yang lebih indah selain bersama malam dan hitam

Sebentar aku juga mencari kantukku
Setelah diksi meninggi serupa gunung yang membangun bayangan malam, lalu ia menjadi hitam

Kalau beruntung, mungkin ada mimpi

Tentang ruang beratap tinggi dengan nyanyian halleluya
Tentang jalan ke selatan di dekat rendah dahan-dahan jati yang menanjak tinggi
Atau mungkin tentang keindahan yang tidak pernah terjadi di balik dinding-dinding malam yang pintunya tetap terbuka

"Aku dapat menemanimu ke selatan sore ini," katamu kemarin, tiba-tiba, ketika aku harus ke utara

Aku lalu lebih suka mengaduk kopi dengan gula merah
Membiarkan banyak gambaran menari di antara batang-batang pohon jati yang tidak menyisakan daun

"Tadi aku tertidur," katamu di awal dini tadi

Malam bagiku akan selalu hitam
Dan hitam adalah tentang malam
Seperti kopi tanpa gula merah yang tersisa di remang pagi

Banyak yang hendak kusampaikan sebetulnya
Tetapi tidak ada satupun yang dapat kujadikan kata

| Malang | 8 November 2019 | 04.25 |

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun