"Lihat pak. Barangnya bagus. Mantap," katanya sambil menimang kunci.
"Sudah lama tapi juga tidak karatan. Karena cuma ada satu ini, kalau hilang habis sudah," lanjutnya. Â Marhaen sudah menghubungi tukang-tukang kunci untuk membuat duplikat tetapi tidak ada yang bisa. Sudah selama 14 tahun terakhir Marhaen menjaga dan merawat Gereja Merah.
Material Penyerap Panas
Karena material gereja adalah bahan yang dapat menyerap panas, maka Marhaen biasanya bangun lebih pagi bila akan ada ibadah. Pada siang hari sangat terasa pengap dan panas di dalam meski dinding sudah ditambah dengan pelapis untuk mereduksi panas.
"Habis subuh sudah kubuka semua pintu dan jendela. Supaya udara segar masuk," tambahnya.
Total ada 14 jendela berkaca patri dengan dominasi warna biru, kuning, putih dan ungu.
Total ada 14 jendela berkaca patri dengan dominasi warna biru, kuning, putih dan ungu. Dua di depan, dua di belakang dan sepuluh lainnya di sisi kiri dan kanan. Juga ada pencahayaan kaca patri di ketinggian dinding ke bagian depan dan belakang. Â Gereja Merah sendiri memiiki ukuran 150 meter persegi dengan bagian tertinggi gereja berjarak 12 meter dari tapak bangunan.
Secara tatamasa bangunan, sepertinya gereja ini sudah mempertimbangkan organisasi ruang dengan baik yang meliputi pola ruang, alur sirkulasi dan orientasi bangunan.
Warna Merah
Mengapa gereja ini memiliki warna merah? Ini tentu sebuah pertanyaan pertama yang akan muncul. Paling tidak mengacu pada sebutan Gereja Merah.
Sesuai informasi yang disampaikan, warna merah secara filosofis adalah simbol dari darah Kristus. Yang diyakini telah menebus dosa manusia.