Apakah kita menantikan hujan di bulan September?
Siang tadi tetiba merindukan aroma kopi
Yang tidak nampak tetapi indera penciuman selalu mengikuti gerakannya dengan rela hati
Ketika ia meninggi dari permukaan
Berbelok sebelum menyentuh langit-langit
Lalu mencari-temukan celah keluar
Membumbung ke angkasa
Lalu menebarkan harum kopi
Aroma kopi juga bercampur air hujan
Yang merinai pada waktu berikutnya
Pernahkah tercium aroma kopi pada tetes-tetes hujan?
Itulah mengapa menikmati kopi di saat hujan merinai selalu terasa begitu elok
Karena di langit bertebaran aroma-aroma kopi
Yang saling mencanda-bahagia
Bersapa-bertanya
Atau mungkin sekedar melambaikan tangan menanda rindu
Besok mungkin tidak lagi kutanya-ingatkan
Apakah gula yang kau tuang ke dalam kopi sudah teraduk
Tapi nikmati saja kopimu
Seperti bagaimana ingin kau hirup-nikmati
Sambil kau pejamkan matamu tepat di atas gelas putih memanjang dengan tutup warna jingga
Hiruplah aromanya supaya jiwa terbahagiakan
Seperti gelak orang-orang muda yang keliru melafalkan nada sebuah lagu pujian
Bukankah tidak semua hal harus ditangisi?
| Baciro | 05 Sepetember | 19.46 |