Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kutitipkan Salam

5 September 2019   01:51 Diperbarui: 5 September 2019   02:07 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kata-kata berkerumun di dini hari
Bergerombol menawarkan persembunyian

Memanjang-lingkar dalam kalimat-kalimat, merapat-pagar dalam paragraf-paragraf

Tetesan air terdengar begitu nyaring dan kereta-kereta terus tergesa mengejar pagi di stasiun terakhir

Padahal hanya hendak kutitipkan salam dan berharap sampai kepadamu ketika di pasar masih berdesakan orang-orang yang menawar dan membeli hari

Tetapi kereta terus melaju, dan aku tertinggal di ruang dengan nyaring suara tetesan air dan suara detak waktu di dinding gelap

| Prambanan | 5 Seotember 2019 | 01.40 |

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun