Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tetes Hujan di Daun Mangkokan

16 April 2019   22:59 Diperbarui: 16 April 2019   23:15 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kutemani menikmati teh, ya?" samar tawarmu di antara hujan yang menetesjatuhi daun-daun mangkokan

Aku berpura tidak mendengar kalimatmu, tentang hal yang terlalu indah bila terjadi

Selepas isya', malam lebih cepat melarut mengikuti hujan

Kutuang seperempat terakhir teh dari teko bermotif hijau lurik

Daun-daun mangkokan bergoyang diterpa hujan

| Saren | 16 April 2019 | 21.02 |

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun