"Aku telah menyiapkan kopi di antara malam yang berdesakan di ruang tamu," aku menjawab dengan undangan yang tidak akan pernah kau penuhi
Aku bahkan tidak tahu, mengapa malam suka berdesakan di rumahku
Sering aku mengira kamu akan singgah pada sebuah malam, sesaat setelah kaca sewarna es memendarkan sinar yang selalu redup
Prakiraan yang aku tahu bahwa ia adalah kekeliruan yang benar
"Malam tidak pernah sama," katamu sambil berlalu ke barat dan melintasi rel kereta api tepat saat adzan magrib dikumandangkan
"Semua sama, hanya malam yang berdesakan di ruang tamu," kataku dengan gagah setelah tidak pernah menyelesaikan satu pun pertempuran
| Prambanan | 5 Maret 2019 | 22.33 |
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H