Ironisnya adalah mayoritas para pelaku tindak pidana ini adalah mereka yang berlatar pendidikan baik dan bahkan pejabat publik. Dan sebagian juga bagian dari partai politik yang merupakan bagian integral dari sistem demokrasi yang dilakujalankan.
Kualitas keterwakilan di lembaga negara seperti Dewan Perwakilan Rakyat, baik pusat maupun daerah, agaknya menjadi salah satu kunci dari tegaknya kualitas musyawarah yang membawa kepada mufakat.
Kualitas musyawarah tidak akan tercapai ketika tidak tumbuh rasa persatuan yang kuat. Persatuan yang kuat mengidealkan adanya ide senasib sepenanggungan dari seluruh warga negara untuk membangun kebesaran bangsa agar semakin termashur. Tidak boleh ada bagian yang hanya menjadikan negara sebagai kuda troya untuk tujuan sempit kelompok tertentu.
Pemufakatan lembaga-lembaga negara yang dipilih secara dan dalam mekanisme demokrasi saat menjalankan roda bernegara secara bersih, transparan dan dalam akuntabilitas yang berkualitas adalah bentuk pemuliaan akan kemanusiaan secara adil dan beradab.
Sendi yang mendasari semua usaha berkebangsaan adalah pemaknaan dari nilai yang memuliakan Tuhan Semesta Alam. Tuhan yang Maha Esa. Di samping laku-laku ritual untuk membersihkan diri sebagai bentuk bakti dan cinta kepada Tuhan yang sudah lebih dahulu mencintai manusia, tindakan yang dilakukan untuk kebesaran bangsa adalah pengejawantahan sila pertama. Nafas dan darah yang mengalir ke keseluruhan sila untuk menemukan Tuhan dalam segala. Dalam kemanusiaan. Dalam persatuan. Dalam pemusyawarahan. Dan dalam laku adil secara sosial.
Di manakah posisi kita saat ini?