Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pagi Hari di Sisi Barat

19 Agustus 2018   15:25 Diperbarui: 19 Agustus 2018   20:16 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*Catatan untuk Na (262)


Rembulan malam telah bergeser lebih ke barat
Melewati dua pohon durian yang tidak kunjung berbuah setelah melalui banyak musim

Ia sekarang di atas pohon duku dengan cabang rendah di bagian bawah
Cabang rendah yang terlalu tinggi pada waktu itu

Selepas tengah malam, rembulan pasti akan  telah melewati pohon berduri tajam di pinggir sungai dengan tebing terjal

Mendekati subuh nanti, rembulan telah akan semakin ke barat
Melewati pohon-pohon kelapa yang berjajar dari sisi selatan ke sisi utara

Ke mana ia akan pergi? Tanyaku pada kunang-kunang di atas pohon padi yang semakin merunduk

Ia akan bergegas mengejar matahari pagi, begitu kunang-kunang menjelaskan di tengah gulita

Aku berdiri di dekat pohon randu dengan sedikit daun
Melihatamati bulan yang terus menginsut lebih ke barat

Matahari akan datang dari timur, mengapa engkau berjalan ke barat?
Tanyaku tanpa lambaian tangan untuk sekedar menundanya lebih ke barat

Rembulan terus menginsut, melewati lima bintang yang berdekatan di atas pohon gayam dengan akar yang menyimpan air

Ia semakin jauh ke barat

Dengan membawa banyak sangka kelak mendekati matahari yang telah berada di sisi timur

Begitulah, setiap malam rembulan selalu bergegas ke barat

Melewati langit yang semakin dingin membeku

Dikejarnya penghujung pagi yang tidak pernah ada di sisi barat

| Posong | 17 Agustus 2018 | 22.10 |

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun