Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Burung Kecil Berparuh Jingga

2 Juli 2018   21:32 Diperbarui: 2 Juli 2018   22:39 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*Catatan untuk Na (253)

Bagaimana jika tersesat di lembah berbunga warna kuning yang menghampar

Dengan angin yang lembut bertiup sepanjang hari

Menggoyangterbangkan bunga-bunga ilalang di bawah langit hangat berwarna biru

Juga sepasang mata muram dengan kakinya yang menjuntai ke permukaan air

Bilakah itu sebuah arah yang keliru untuk ditempuh

Haruskah segera berbalik arah sambil berkata bahwa aku tidak mencari keelokan seperti itu

Sesederhana menjentikkan abu di ujung rokok

Atau membiarkan diri tersesat lebih jauh

Sambil mengagumi permukaan air yang jernih-bening mencermin

Yang memantulkan sorot sepasang mata muram dan sepasang kaki yang menjuntai

Mungkin burung-burung kecil berparuh jingga dan bersayap kuning keemasan yang terbang rendah di permukaan lebih beruntung

Menikmati kedekatan dengan air yang mencermin

Berbasah paruh. Dan menyentuhcelupkan ujung sayapnya. Tanpa perlu menduga tentang ketersesatan

Atau, kutanyakan saja pada pemilik sepasang mata muram dengan jenjang kaki yang menjuntai itu

Mungkin dia pemilik lembah yang indah menghampar dan permukaan air yang jernih mencermin

Lembah yang sering menyesatkan, seperti labirin pada mata yang bersinar muram

Burung kecil berparuh jingga dan bersayap kuning keemasan terbang semakin rendah

Dengan kilau buliran-buliran air yang membasahi bulu di ujung sayapnya

| Prambanan | 2 Juli 2018 | 19.13 |

*Photo Yohanes Santoso

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun