Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bulan Sewarna Hijau

16 Juni 2018   23:20 Diperbarui: 16 Juni 2018   23:35 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*Catatan untuk Na (246)

Di halaman yang menghampar helai-helai rumput

Bulan nampak sewarna hijau

Berpendar indah bersama matahari yang terus beringsut ke barat

Sebentar melewati bumbungan atap rumah

Lalu membawahadirkan bayang tinggi sepohon waru

Dengan lebat daun dan panjang ranting yang berwarna hitam

Jatuh dan memanjang-julur meninggi di permukaan tanah

Langit masih berwarna biru dan ditebari awan yang terus berarak menuju ke selatan

Merayakan kebersamaan-kebersamaan yang begitu indah, justru karena banyak keterbatasan

Kebersamaan yang tidak selalu bersama, keindahan yang tidak selalu terlihat sempurna

Bulan berwarna hijau, langit berwarna biru

Pohon waru berbatang dan berdaun hitam

| Posong | 15 Juni 2018 | 16.05 |

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun