Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Yogya Istimewa, Karena Masa Lalu atau Demi Masa Depan?

8 September 2016   01:38 Diperbarui: 9 September 2016   21:53 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: jogjaland.net

Pada era yang sangat informatif saat ini, konflik kecil di lingkungan kerabat keraton dapat muncul di pemberitaan secara lebih dominan dibandingkan dengan usaha-usaha panjang  yang telah dan sedang dilakukan untuk melestarikan budaya.

Kiranya kharisma Sri Sultan Hamengkubuwono IX dengan segenap sumbangsihnya yang luar-biasa, tidak saja bagi Pemerintah Indonesia tetapi juga bagi perkembangan peradaban kemusiaan, bukan merupakan puncak sejarah eksistensi keraton Ngayogyakarta Hadinigrat karena masih akan dilanjut-teruskan oleh para generasi sesudahnya.

 

Artikel terkait :  http://www.kompasiana.com/diart/seyogyanya-bersikap-yogya-di-yogyakarta_578736f0999373ee040db236 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun