Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengawali Kebaikan dengan Makan Bersama

28 Juli 2016   22:33 Diperbarui: 31 Juli 2016   11:04 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebersamaan yang Bernilai

Makan bersama dapat menjadi kesempatan yang berharga. Apalagi ketika semua sudah mulai lebih sibuk dengan acara atau kegiatan masing-masing. Atas kesibukan masing-masing itu setidaknya memunculkan dua kemungkinan. Pertama, akan membuat atau menimbulkan keakraban semakin menipis. Semakin berkurang. Atau, kedua, menumbuhkan kerinduan untuk segera berkumpul bersama.

Kebersamaan dalam makan bersama dalam keluarga dapat menjadi jalan tengah yang merekat-eratkan. Kesempatan yang biasanya dimulai dengan mengucapkan syukur atas rezeki yang boleh dinikmati dapat menumbuhkan semangat berbagi dalam keluarga. Atau juga dapat menumbuhkan semangat untuk saling memberikan perhatian.

Ketika situasi belum semakmur sekarang, tidak sedikit keluarga yang harus membagi lauk yang ada sedemikian rupa supaya semua dapat menikmati. Sebutir telur dapat dibagi menjadi masing-masing dua bagian bila anggota keluarga ada empat orang dan hanya tersedia dua butir telur untuk sebuah kesempatan. Belarasa yang tumbuh dalam situasi demikian dapat menjadi pengalaman bawah-sadar yang sungguh meneguh-kuatkan.

Pesan dari Ma’e Kadhi Go Mami

Kebaikan yang tumbuh dari rasa syukur yang dinaikkan bersama dalam kesempatan makan bersama dapat menjadi sebuah awal yang baik bagi seluruh keluarga. Bila kebiasaan yang baik ini dapat dilakukan oleh lebih banyak keluarga, maka akan muncul lebih banyak kebaikan di masyarakat.

Ungkapan syukur atas makanan yang dinikmati dalam keluarga tidak saja mengenyang-kuatkan badan tetapi juga memberi penghiburan-peneguhan pada jiwa. Rasa kenyang dan rasa syukur dapat menjadi perpaduan untuk menyemai tindakan kebaikan dalam keluarga, yang pada gilirannya akan menjadi sumbangsih yang berharga bagi masyarakat yang lebih luas.

Secara fisik, makanan dapat berwujud nasi beras atau nasi jagung. Atau dapat berwujud lauk dan sayur. Tetapi secara nilai (value) itu semua adalah perwujudan dari kerja-keras dan dedikasi segenap keluarga. Dalam setiap kerja-keras untuk kebaikan keluarga, tentulah disemangati oleh dedikasi. Dedikasi pada keluarga. Dedikasi pada kebaikan.

Dengan demikian (sengaja) melewatkan makan bersama dalam keluarga dapat menjadi sebuah pesan menghindari semangat untuk memulai kebaikan.

Ma’e kadhi go mami, jangan melewatkan kesempatan untuk makan (bersama).

Facebook : Adrian Diarto

Twitter :@AdrianDiarto

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun