Ke depan, bila transportasi massal sudah dapat beroperasi di Jakara, saya senang menyebutnya sebagai landmark yang baru. Penanda-kota  yang baru. Tidak saja penanda yang berwujud saujana dan taman-taman dengan monumennya, tetapi juga fasilitas publik yang bermutu dan dalam tatakelola yang baik.
Pemimpin yang  Melayani  dan Kota Yang Lebih Asesibel
Kemajuan dan kedewasaan yang  lebih baik dari sebuah kota pastilah tidak lahir begitu saja. Ia adalah buah dari kerja-keras pemimpinnya dan partisipasi aktif warganya. Tetapi kerja-keras seorang pemimpin secara umum ditolok-ukuri dengan sejauh mana ia dapat memenuhi ekspektasi warga akan hadirnya sebuah kota yang didambakan. Pemenuhan ekspektasi hanya dapat dilakukan oleh pemimpin yang memahami warganya. Pemimpin yang mengabdi pada kotanya. Gubernur Ahok sudah hadir dalam kualitas yang dibutuhkan oleh sebuah kota.
Bila ke depan pengelolaan yang lebih baik akan Kota Metropolitan Jakarta dapat terus dilakukan dan juga dipimpin oleh seorang pengabdi yang visioner, tegas, berani, berbelarasa serta berempati maka kualitas kota tentu akan meningkat. Meningkatnya kualitas kota tentu menjadi sebuah kesempatan yang baik bagi seluruh warga kota untuk dapat tinggal di kota yang lebih layak-hidup. Kota yang memiliki kapabilitas untuk semaksimal mungkin memenuhi kebutuhan warganya
 Jakarta Adalah Sebuah Pilot-Project
Langsung atau tidak langsung, Jakarta dan Ahok saat ini sudah menjadi sebuah pilot-project. Harapan baik dari pola pengelolaan Jakarta oleh Gubernur Ahok adalah bekerjanya mekanisme tatakelola kota based-on sistem. Artinya tidak lagi bergantung pada pola top-down komando. Bila seluruh fungsi kelola dapat menjalan baik maka ke depan kota tidak tergantung lagi pada pribadi atau sosok Gubernur tertentu. Tapi siapapun Gubernurnya, sejauh berkehendak baik dan menjaga sistem dapat berkerja dalam akuntabilitas, maka kualitas kota akan dapat terus meningkat menjadi lebih baik.
Masalahnya adalah Gubernur Ahok, terlepas secara personal disukai atau tidak, adalah sosok pejabat yang berkualitas diatas rata-rata. Sosok Gubernur Ahok masih dibutuhkan untuk meletakkan dasar yang lebih kuat bagi tatakelola kota yang semakin baik.
Keberhasilan Gubernur Ahok sejauh ini dalam mengelola Kota Metropolitan yang bermasalah sangat kompleks adalah keberanian beliau dalam menggerakkan sistem kelola yang akuntabel. Sistem yang tidak bergantung pada sosok. Pola seperti ini memerlukan dukungan kinerja yang optimal dari segenap pemangku-tugas. Para pemangku-tugas adalah segenap masyarkat sipil dari tingkat RT/RW sampai tingkat pejabat eselon. Masyarakat yang kritis sekaligus peduli pada kotanya.Â
Masyarakat adalah pemangku tugas dengan menjadi lebih bertanggung-jawab. Pejabat adalah pemangku-tugas untuk menggerakkan sistem supaya berfungsi dan berjalan dengan baik. Dan sejauh ini Gubernur Ahok sudah melaksanakan kewajiban itu. Semoga amanah itu akan terus terjaga. Sehingga, bila pada sistem pemilihan Gubernur DKI Jakarta yang akan datang tidak menetapkan Ahok sebagai Gubernur, maka rasanya itu hanya akan menjadi sebuah kesempatan bagi Ahok untuk mengabdi pada kepentingan yang lebih luas di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Semoga.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI