Mohon tunggu...
Diar Ronayu
Diar Ronayu Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger dan Youtuber

Video creator di Channel YouTube Mama Unakira, sesekali menulis di unakira.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Menatap Masa Depan Konsep Pertanian Modern di Indonesia

22 Mei 2019   16:24 Diperbarui: 22 Mei 2019   16:57 3494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Misalnya, lahan 1 hektare yang biasanya dikerjakan oleh 20 orang, kini cukup dikerjakan 3 orang dengan bantuan traktor canggih. Contoh lainnya, sinar matahari yang sangat dibutuhkan tanaman untuk berkembang, kini bisa digantikan oleh cahaya buatan (LED), sehingga proses budidaya tanaman bisa dilakukan dalam gedung.

Nah, berkaca dari fakta tersebut, jika Indonesia ingin mewujudkan  cita - cita  menjadi lumbung pangan dunia tahun 2045 dan meraih target swasembada pangan berkelanjutan, maka sinergi dengan teknologi adalah hal yang mau tidak mau harus dilakukan.  

Target Indonesia sebagai lumbung pangan dunia 2045/dok.pribadi
Target Indonesia sebagai lumbung pangan dunia 2045/dok.pribadi

Konsep pertanian masa depan di Indonesia
Jika teman - teman sedang berkunjung ke Kota Bogor, cobalah untuk mampir ke Museum Pertanian Bogor yang terletak di jl Ir. H. Juanda No. 98 Bogor. Lalu pergilah ke Galeri Pertanian Masa Depan di lantai 3. Maka kita akan dibuat berdecak kagum oleh gambaran pertanian masa depan Indonesia dengan penerapan berbagai inovasi dan teknologi modern di dalamnya.

Jalan - jalan ke museum pertanian/dok.pribadi
Jalan - jalan ke museum pertanian/dok.pribadi
Bersama mbak Afni, petugas piket yang mengantar kami berkeliling museum/dok.pribadi
Bersama mbak Afni, petugas piket yang mengantar kami berkeliling museum/dok.pribadi
Konsep pertanian modern di Indonesia nantinya bahkan dimulai sejak pemilihan bibit dengan rekayasa genetik, sehingga diperoleh bibit unggul. Contohnya cabe pelangi, cabe aneka warna yang dihasilkan dari tenik pengeditan dna (genome editing).

Cabe pelangi/dok.pribadi
Cabe pelangi/dok.pribadi
Setelah pengadaan bibit, penyediaan lahan kedepannya akan memanfaatkan lahan rawa dan lahan marginal yang selama ini kurang produktif. Untuk saat ini, targetnya adalah pemanfaatan 10 juta lahan rawa pasang surut dan lebak terlebih dahulu. 

Sedangkan untuk lahan rawa sendiri potensinya seluas 21,82 juta hektare dari 34,1 juta hektare rawa yang dimiliki Indonesia. Bisa dibayangkan betapa kuatnya pangan Indonesia jika kita bisa memanfaatkan lahan menganggur ini.

Lalu proses tanam hingga panen juga dilakukan dengan bantuan alsintan (alat mesin pertanian) canggih terkoneksi jaringan yang memanfaatkan teknologi artificial intelligence (AI), cloud computing, serta konsep internet of things (IoT), sehingga alsintan dapat dikendalikan secara digital.

Contohnya ada autonomous tractor, pesawat drone untuk mendeteksi unsur hara dan kondisi tanaman, atau aero fertilizing (helikopter penyemprot pupuk).

Alsintan generasi terbaru/dok.pribadi
Alsintan generasi terbaru/dok.pribadi
Kementerian Pertanian (Kementan) juga sudah mengembangkan  sistem irigasi yang dapat berjalan otomatis dan dapat diatur debitnya (smart irrigation), serta smart green house berbasis android yang dapat mengatur suhu dan iklim untuk syarat tumbuh tanaman.

Smart green house/dok.pribadi
Smart green house/dok.pribadi
Sedangkan proses pasca panen atau pemasaran hasil tani, didorong berbasis online market. Dimana sistem perdagangan hasil tani berbasis online dapat mensejahterakan petani karena dapat memotong rantai distribusi yang panjang sehingga meminimalisir keberadaan tengkulak. Untuk yang satu ini, Kementan sudah mengembangkan e-commerce TTI (Toko Tani Indonesia) yang sementara ini masih beroperasi di wilayah Jabodetabek.

Menariknya, aplikasi hasil tani online saat ini justru telah banyak dikembangkan oleh pihak publik atau swasta untuk mendukung petani lokal kita.   Sebut saja aplikasi Among Tani dari kota Batu, aplikasi TaniHub, etanee, Sayurbox dan masih banyak lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun