"Ayam per ekor habis bu, kalau mau, pesan 2 paha dan 2 dada, sama aja harganya.", katanya menjelaskan.
Aku senang karena driver GO-JEK yang menerima pesananku cukup tanggap dengan memberikan opsi lain saat pesananku habis. Selanjutnya aku hanya tinggal melanjutkan leyeh - leyeh sambil menunggu mang GO-JEK datang mengantar pesanan.
Beranjak dari kasur juga belum, tidak sampai 30 menit Pak Yosef sudah datang mengantar pesananku. Enak apa enak banget coba.
"Kok cepet banget pak nyampenya?.", tanyaku penasaran. "Tadi lagi sepi bu, kalo rame ya ngantri bu pesannya.", jawab pak Yosef.
Berbuka dengan nasi, ayam bakar, sambal serta lalap saja sepertinya kurang seru. Supaya komplit akhirnya aku menyingsingkan rasa malas dan turun gunung ke dapur untuk menggoreng mendoan, tahu dan risol bihun supaya si ayam bakar banyak temannya.
Dan inilah hidangan berbuka kami sore ini. Semuanya nikmat. Terima kasih GO-FOOD, terima kasih mang GO-JEK.
Aku sering berandai - andai, jika saja aplikasi GO-FOOD ini sudah ada sejak hamil anak pertama dan kedua dulu, pasti alangkah bahagianya diriku saat itu karena bisa pesan makan ini dan itu tanpa harus menunggu suami pulang kantor dulu. Namun bagaimanapun juga keberadaan GO-FOOD saat ini patut disyukuri karena terbukti banyak memberikan nilai positif.Â
Tidak hanya membuka lapangan pekerjaan, memudahkan proses pesan antar makanan, namun aplikasi GO-FOOD juga membantu pelaku usaha kuliner dalam mengembangkan usahanya.Â
Yang bisa bergabung menjadi mitra GO-FOOD nyatanya bukan hanya Restoran Waralaba besar saja seperti Ayam Bakar Mas Mono. Mendaftarkan usaha kuliner yang kita miliki di GO-FOOD Â sangat mudah sekali, sehingga pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) juga bisa menjadi mitra GO-FOOD.