Mohon tunggu...
diar
diar Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Mahasiswa Aktif Jurusan Farmasi

Selalu mencari informasi-informasi mengenai perkembangan dunia hiburan, teknologi, gaya hidup membuat saya tertarik dengan cara bagaimana penulis artikel membuat tulisan mereka menjadi menarik minat baca para pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ejaan dan Tanda Baca: Menciptakan Kejelasan dalam Komunikasi Tertulis

7 Januari 2025   19:50 Diperbarui: 7 Januari 2025   19:49 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Contoh Ejaan yang Salah

  • Kesalahan: "Saya akan berangkat ke jakarta besok."
    • Perbaikan: "Saya akan berangkat ke Jakarta besok." (Kata "Jakarta" harus menggunakan huruf kapital karena nama tempat.)
  • Kesalahan: "Kami ingin membeli barang yang murah meriah."
    • Perbaikan: "Kami ingin membeli barang yang murah meriah." (Penggunaan kata yang tidak baku: "murah meriah" sebaiknya dikoreksi agar sesuai dengan norma bahasa baku.)

Apa Saja Aspek Penggunaan Bahasa yang Diatur dalam Ejaan Bahasa Indonesia?

Ejaan Bahasa Indonesia, yang diatur dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), mencakup berbagai aspek penting yang berkaitan dengan penggunaan bahasa dalam tulisan. Berikut adalah beberapa aspek yang diatur dalam ejaan Bahasa Indonesia:

1. Penggunaan Huruf

  • Huruf Kapital: Penggunaan huruf kapital diatur untuk menunjukkan awal kalimat, nama diri (misalnya nama orang, tempat, atau lembaga), nama bulan dan hari, serta istilah resmi.
    • Contoh: Jakarta, Senin, Presiden, Republik Indonesia.
  • Huruf Kecil: Semua huruf selain yang diatur untuk menggunakan huruf kapital harus menggunakan huruf kecil.
    • Contoh: rumah, taman, sekolah.

2. Penulisan Kata

  • Penulisan Kata Dasar: Penulisan kata dasar yang belum mengalami perubahan (misalnya penambahan imbuhan) harus mengikuti aturan yang berlaku.
    • Contoh: makan, tidur, belajar.
  • Pemisahan Kata: Penulisan kata yang harus dipisah sesuai dengan aturan tata bahasa.
    • Contoh: di luar (bukan "diluar"), di depan (bukan "didepan").
  • Penggabungan Kata (Kata Majemuk): Kata majemuk yang berasal dari dua kata yang digabung harus mengikuti aturan tertentu dalam penulisannya, apakah ditulis terpisah, disatukan, atau diberi tanda hubung.
    • Contoh: kata majemuk terpisah: di luar, kata majemuk disatukan: sekolah tinggi, kata majemuk diberi tanda hubung: ibu kota.

3. Penulisan Tanda Baca

  • Tanda Titik: Digunakan untuk mengakhiri kalimat deklaratif (pernyataan).
    • Contoh: Saya akan pergi ke pasar.
  • Tanda Koma: Digunakan untuk memisahkan unsur-unsur dalam sebuah kalimat yang memiliki lebih dari satu bagian atau untuk memisahkan kata atau kelompok kata yang sejenis dalam kalimat.
    • Contoh: Buku, pensil, dan kertas ada di meja.
  • Tanda Tanya: Digunakan untuk mengakhiri kalimat yang berbentuk pertanyaan.
    • Contoh: Apa yang kamu cari?
  • Tanda Seru: Digunakan untuk mengekspresikan perasaan atau untuk kalimat yang mengandung perintah atau ajakan.
    • Contoh: Hati-hati di jalan!
  • Tanda Hubung: Digunakan untuk menghubungkan dua kata atau lebih yang membentuk kata majemuk atau menyambungkan bagian kalimat.
    • Contoh: ibu kota, penanggung jawab.

4. Penggunaan Huruf yang Sama dalam Imbuhan

  • Pemakaian Huruf yang Sama pada Imbuhan: Dalam beberapa kasus, huruf yang digunakan pada imbuhan mengikuti ejaan yang telah ditentukan.
    • Contoh: berprestasi (bukan "berprestasi"), terkejut (bukan "terkejut").

5. Penulisan Angka dan Bilangan

  • Penulisan Angka: Penulisan angka dalam teks dilakukan sesuai dengan aturan, misalnya angka untuk bilangan lebih dari sepuluh biasanya ditulis dengan angka Arab, sedangkan bilangan kecil umumnya menggunakan huruf.
    • Contoh: dua buku, 15 siswa.
  • Penulisan Bilangan dalam Kata: Bilangan yang disebutkan dalam bentuk kata harus sesuai dengan ejaan yang berlaku.
    • Contoh: seratus lima puluh, dua ribu.

6. Penulisan Kata Serapan

  • Penulisan Kata Serapan: Kata serapan dari bahasa asing yang digunakan dalam bahasa Indonesia harus ditulis sesuai dengan ejaan yang berlaku.
    • Contoh: komputer (dari "computer" dalam bahasa Inggris), televisi (dari "television").
  • Penyusunan Huruf pada Kata Serapan: Jika kata serapan masih mempertahankan bentuk aslinya, maka harus mengikuti pedoman ejaan.
    • Contoh: agenda (dari bahasa Latin), teater (dari bahasa Yunani).

7. Penulisan Prefiks, Sufiks, dan Konfiks

  • Prefiks: Imbuhan yang ditempelkan di depan kata dasar.
    • Contoh: meng- (mengambil), ber- (berlari).
  • Sufiks: Imbuhan yang ditempelkan di belakang kata dasar.
    • Contoh: -kan (membuatkan), -i (mengajari).
  • Konfiks: Gabungan prefiks dan sufiks.
    • Contoh: memper- (memperbaiki), per-an (perjalanan).

8. Penulisan Kata yang Tertulis Sama (Homofon)

  • Homofon: Kata yang berbunyi sama namun memiliki makna yang berbeda dan penulisannya juga berbeda.
    • Contoh: "berat" (berat benda) dan "berat" (kerugian besar dalam konteks ekonomi).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun