Mohon tunggu...
Johanis Ametembun
Johanis Ametembun Mohon Tunggu... wiraswasta -

Tulisan ini diperkenankan terutama untuk membantu para Mahasiswa peserta perkuliahan Bidang-bidang Studi Supervisi Pendidikan dan Seminar Supervisi Pendidikan. Para Pengelola Kependidikan pada jenjang-jenjang Pendidikan Prasekolah, Pendidikan Dasar dan Menengah (baik Umum maupun Kejuruan) dapat mempergunakan pula artikel ini untuk merefleksikan visinya tentang pengembangan profesional guru.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Problematik “Partnerships” di Perguruan Tinggi

29 Desember 2010   02:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:16 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada esensinya, "partnerships" di Perguruan Tinggi adalah menjalin kemitraam-kemitraan = kerjasama perguruan-perguruan tinggi dengan para pebisnis (pelaku-pelaku perusahaan) - termasuk untuk memperoleh investasi (penanaman modal) bagi pembiayaan operasional perguruan inggi.

Dalam topik ini dibahas secara singkat namun esensial, bagaimana mengembangkan konsep "partnership" (kemitraan) itu - dalam konteks investemen di Perguruan Tinggi (Negeri atau Swasta).

a. Fenomena Baru

"Partnerships" (Kemitraan-kemitraan) antara perguruan tinggi & perusahaan seyogyanya menjadi suatu item penting dalam agenda-agenda kebijakan pendidikan nasional & lokal (tiap institusi perguruan tinggi) masa kini & masa datang. Ekspansi (perluasan) kemitraan-kemitraan itu tidak hanya untuk (1) menghadapi perubahan-perubahan ling-kungan perguruan tinggi yang makin cepat ... tetapi juga (2) terpaut pertumbuhan pengetahuan ekonomi & perkembangan betapa pentingnya pengetahuan sebagai suatu faktor produksi.

Fenomena baru dalam domain hubungan perguruan tinggi dengan perusahaan-perusahaan ini mengubah persepsi terhadap peranan pemerintah dalam mensuport relasi-relasi antara perguruan tinggi dan perusahaan-perusahaan. Tindakan pemerintah sekarang makin dipandang sebagai "co-ordinator" diantara akademia, institusi-institusi riset publik, dan industri-industri guna meningkatkan interaksi diantara mereka, dan menciptakan suatu lingkungan yang kondusif bagi inovasi- inovasi.

Pemerintah dapat berinteraksi dengan perguruan tinggi dan industri (perusahaan) dalam berbagai cara - terkait konsep-konsep yang lebih luas mengenai peranan negara dalam sistem sosial. Di negara-negara sosialis dulu, negara menguasai akademia & industri- industri, dan mengarahkan relasi-relasi diantara dunia akademik & industri. Model ini memberikan sedikit ruang bagi inisiatif-inisiatif "bottom-up" (dari bawah), dan cenderung menghambat inovasi. Di banyak negara Barat yang "industrialized" ... peranan negara dibatasi terpaut problema-problema yang dianggap sebagai kegagalan-kegagalan pasar - dengan solusi-solusi bahwa sektor swasta tidak dapat atau tak akan mensuport.

b. Sistem-sistem Inovasi

Akhir-akhir ini, ada suatu kepedulian yang berkembang di banyak negara terpaut sistem inovasi nasional yang efektif. Peranan negara dalam mengorganisasi sistem-sistem ini masih tetap dipertanyakan. Pertumbuhan ekonomi dikonfron-tasikan dengan tantangan-tantangan & kesulitan-kesulitan spesifik ... yang membuat intervensi negara bahkan makin penting - yang mengakibatkan investemen swasta & publik berkurang dalam R & D (Research & Development = Penelitian & Pengembangan) ketimbang di negara-negara yang sudah berkembang. Hal ini berarti R & D kurang intensif & lebih sedikit periset dalam "labour force" (tenaga kerja). Tanpa intervensi Negara, amat sedikit R & D dapat terlaksana secara aktual. Juga - di kebanyakan negara yang sedang tumbuh ekonominya - negara responsibel bagi perkembangan ekonomi, kendatipun ada tindakan-tindakan untuk "mem-privatize" (memprivatisasi) sektor publik. Akibatnya, sistem-sistem inovasi nasional sering melemah, menderita akibat kegagalan diversifikasi kondisi-kondisi institusional untuk mensuport inovasi-inovasi. Dalam konteks ini, mekanisme- mekanisme yang diprakarsai pemerintah untuk meningkatkan "partnerships" (kemitraan-kemitraan) antara perguruan tinggi & perusahaan amatlah penting, karena kemitraan-kemitraan demikian secara potensial terbuka bagi sektor produktif, yang merangsang berbagai proyek bersama diantara tim-tim perguruan tinggi & perusahaan-perusahaan.

c. Tindakan-tindakan Terintegrasi

Bagi keefektivan proses "partnership" dapat dibentuk sentra-sentra "R & D" bersama - sebagai suatu bagian dalam kebijakan termaksud. Perlu pula dibuat kerangka-kerangka administratif yang memungkinkan perguruan-perguruan tinggi mempergunakan dana secara fleksibel ... yang memungkinkan pula perguruan-perguruan tinggi mengeksploitasi hasil-hasil risetnya.

Suport pemerintah bagi "partnerships" antara perguruan tinggi & perusahaan-perusahaan ... menghendaki sederet tindakan-tindakan terintegrasi yang mencakup :


  • 'frameworks" (kerangka-kerangka acuan) administratif yang efektif;
  • kebijakan-kebijakan umum "R & D" (Research & Development = Riset & Pengembangan); dan
  • program-program yang ditargetkan untuk menggalakkan aktivitas-aktivitas kolaboratif.


Persoalannya, siapa berani mulai ?


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun